GAZA (Arrahmah.id) – Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata dari Gerakan Perlawanan Palestina Hamas, mengumumkan pada Ahad (4/5/2025) bahwa para pejuangnya telah melancarkan serangkaian operasi terkoordinasi terhadap pasukan pendudukan ‘Israel’ di Rafah, Gaza selatan, pada Sabtu (3/5). Serangan tersebut menyebabkan sejumlah korban di pihak ‘Israel’.
Beberapa jam setelah militer ‘Israel’ mengonfirmasi bahwa seorang perwira dan seorang tentara mereka tewas, serta empat lainnya terluka akibat ledakan di dalam terowongan di Rafah, Brigade Al-Qassam merilis rincian operasi mereka melalui Telegram.
Dalam pernyataannya, Al-Qassam menyebutkan bahwa para pejuangnya melancarkan penyergapan yang dirancang secara cermat di lingkungan Al-Janina, sebelah timur Rafah.
Sebuah unit teknik militer ‘Israel’ dilaporkan berhasil dipancing masuk ke sebuah lubang terowongan yang sudah dipasangi bahan peledak. Operasi dimulai dengan kontak senjata jarak dekat yang menewaskan satu tentara ‘Israel’.
Ketika lebih banyak tentara mendekati pintu masuk terowongan, alat peledak tersebut diledakkan, menimbulkan korban tambahan di pihak ‘Israel’, menurut pernyataan tersebut.
Setelah itu, pejuang Al-Qassam menargetkan dua tank ‘Israel’ menggunakan peluru kendali Al-Yasin 105.
Kelompok itu juga melaporkan bahwa para pejuangnya menyaksikan evakuasi korban luka dan pengambilan jenazah di dekat Masjid Al-Zahraa di lingkungan yang sama.
Dalam insiden terpisah di Al-Janina, Al-Qassam mengklaim bertanggung jawab atas peledakan sebuah rumah yang telah dijebak, menewaskan dan melukai sejumlah anggota unit infanteri ‘Israel’. Selain itu, bahan peledak anti-personel juga digunakan terhadap tim infanteri ‘Israel’ yang berjumlah enam orang di wilayah yang sama, yang juga mengakibatkan korban.
‘Keajaiban Militer’
Pada 25 April, juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Ubaida, mengatakan dalam sebuah unggahan di Telegram bahwa para pejuangnya tengah menghadapi pasukan ‘Israel’ di seluruh Jalur Gaza, dari Beit Hanoun di utara hingga Rafah di selatan, melalui serangkaian penyergapan terkoordinasi yang dirancang untuk memberikan “kematian pasti” bagi pasukan pendudukan.
Ia menyebut operasi-operasi perlawanan tersebut sebagai sebuah “keajaiban militer” dan memuji keteguhan serta kemampuan tempur para pejuangnya. Ia menegaskan bahwa mereka siap menghadapi tentara ‘Israel’ kapan pun dan di mana pun mereka memilih.
Bulan lalu, Brigade Al-Qassam juga mengumumkan telah melancarkan penyergapan “Mematahkan Pedang” di sebelah timur Beit Hanoun.
Operasi itu dimulai dengan serangan rudal anti-tank terhadap kendaraan intelijen tempur ‘Israel’.
Saat pasukan bantuan datang, mereka dihantam oleh bom anti-personel, yang menyebabkan sejumlah tentara tewas dan terluka. Brigade Al-Qassam juga menyerang posisi baru ‘Israel’ di wilayah tersebut dengan peluncur granat (RPG) dan mortir. (zarahamala/arrahmah.id)