PARWAN (Arrahmah.id) – Penduduk sebuah desa di distrik Koh Safi di provinsi Parwan, Imarah Islam Afghanistan, mengatakan bahwa akibat ranjau darat yang tersisa dari perang di masa lalu, sekitar 200 orang telah kehilangan nyawa mereka hanya di satu area.
Menurut penduduk, hampir 1.000 keluarga tinggal di desa ini, yang dianggap sebagai salah satu daerah paling terpencil di Parwan, lansir Tolo News (24/5/2025).
Mohsin Khan, seorang penduduk Koh Safi, mengatakan: “Ada banyak ranjau darat di sini selama 30 tahun terakhir, dan mereka telah membunuh banyak orang. Kami memiliki hampir 200 orang yang mati syahid karena ledakan ranjau, dan jumlah orang yang terluka karena ranjau juga sangat tinggi.”
Omar Gul, seorang penduduk Koh Safi lainnya, mengatakan: “Ada ranjau ke mana pun Anda pergi-di setiap bukit dan di setiap ladang.”
Ghulam Sakhi, penduduk desa Jawzak di distrik Koh Safi, yang kehilangan satu tangan dan satu kaki karena sisa ranjau darat dari konflik selama beberapa dekade, mengatakan bahwa dia sekarang tidak dapat bekerja karena kecacatannya.
“Saya pergi ke pegunungan untuk mengumpulkan kayu bakar. Saya tidak mengenali ranjau itu, dan ketika saya mengambilnya, ranjau itu meledak dan melukai tangan dan kaki saya,” katanya.
Pihak berwenang setempat di Parwan telah berjanji untuk mengatasi masalah ini.
Sayed Hikmatullah Shamim, juru bicara gubernur Parwan, menyatakan: “Pimpinan provinsi akan mengoordinasikan masalah ini dengan departemen terkait, dan masalah ini akan segera diatasi.”
Meskipun keamanan telah pulih dan konflik di seluruh negeri telah berakhir selama empat tahun terakhir, ranjau darat yang ditinggalkan dari perang sebelumnya masih terus memakan korban, terutama di kalangan perempuan dan anak-anak. (haninmazaya/arrahmah.id)