BEIJING (Arrahmah.id) – Harga saham perusahaan pesawat militer Cina, Chengdu Aircraft Corporation, melonjak hingga 17 persen di bursa Shenzhen setelah laporan bahwa jet tempur andalan mereka, J-10C, milik Angkatan Udara Pakistan berhasil menembak jatuh jet-jet India dalam bentrokan terbaru di wilayah Kashmir.
Menteri Luar Negeri Pakistan mengklaim bahwa pasukannya menembak jatuh lima jet India, termasuk tiga jet Rafale buatan Prancis, sebagai respons terhadap serangan India yang disebut sebagai Operasi Sindoor.
Meski India membantah klaim tersebut, pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa setidaknya dua jet India, termasuk satu Rafale, memang ditembak jatuh oleh J-10C, sebagian memverifikasi narasi Pakistan.
Cina sendiri adalah pemasok utama militer Pakistan, menyumbang 82 persen dari impor senjata Pakistan, dan mewakili 60 persen ekspor senjata Cina antara 2022 hingga 2024.
Selain mengekspor senjata, Chengdu Aircraft juga bekerja sama dengan Pakistan dalam pengembangan bersama jet tempur ringan JF-17 Thunder, yang kini menjadi tulang punggung Angkatan Udara Pakistan, dengan 156 unit aktif, dibandingkan hanya 20 unit J-10C.
Dalam bentrokan tersebut, J-10C juga dikabarkan menggunakan rudal udara-ke-udara PL-15, yang mencerminkan kemajuan signifikan industri persenjataan terpandu Cina. Douglas Barrie dari International Institute for Security Studies menyebut PL-15 sebagai “ancaman serius bagi AS dan sekutunya” karena kemampuannya.
Bentrok ini menjadi penggunaan tempur pertama J-10C dan PL-15 dalam pertempuran udara antarnegara, dan keberhasilannya dinilai sebagai validasi nyata kapabilitas pertahanan Cina, faktor yang mendorong lonjakan saham Chengdu.
Mantan redaktur Global Times, Hu Xijin, menulis di WeChat bahwa keberhasilan Pakistan menunjukkan bahwa industri pertahanan Cina kini telah “melampaui Rusia dan Prancis”, dua eksportir senjata terbesar dunia sekaligus pemasok utama India.
Cina kini memang sedang gencar memodernisasi militernya untuk menyaingi AS di kawasan Indo-Pasifik, dengan menambah armada kapal induk hingga mengembangkan jet siluman generasi kelima J-20 yang ditujukan untuk menyaingi F-22 dan F-35 milik AS.
Ketegangan India–Pakistan memuncak menjadi bentrokan bersenjata setelah New Delhi menyerang Pakistan dengan alasan membalas serangan militan di wilayah Kashmir yang dikuasai India, yang menewaskan 24 orang. (zarahamala/arrahmah.id)