ANKARA (Arrahmah.id) – Pemerintah Turki dengan tegas mengecam pernyataan provokatif para menteri “Israel” yang dinilai mencerminkan kebijakan agresif dan ekspansionis negara tersebut. Dalam pernyataan resmi yang dirilis pada 3 April 2025, Kementerian Luar Negeri Turki menegaskan bahwa “Israel” tidak hanya menjadi ancaman bagi Palestina, tetapi juga bagi stabilitas seluruh kawasan Timur Tengah.
Menurut Turki, perkembangan positif di Suriah dan Lebanon seharusnya menjadi harapan bagi perdamaian dan kesejahteraan kawasan. Namun, justru hal ini tampaknya mengusik “Israel”, yang kembali melancarkan serangan udara dan darat secara simultan pada 2 April, meskipun tidak ada provokasi dari pihak Suriah.
Pemerintah Turki juga menuding “Israel” melakukan genosida di Gaza, memperluas permukiman ilegal, serta berambisi mencaplok Tepi Barat. Serangan terhadap Suriah dan Lebanon disebut sebagai bagian dari kebijakan ekspansionis yang kini semakin terang-terangan menargetkan Turki.
Lebih jauh, Ankara menyoroti peran “Israel” sebagai aktor utama yang merusak stabilitas kawasan dengan menyerang integritas teritorial dan persatuan nasional negara-negara di Timur Tengah. Kebijakan ini, menurut Turki, bukan sekadar bentuk agresi biasa, tetapi upaya sistematis untuk menciptakan kekacauan demi kepentingan geopolitik.
Sebagai langkah konkret, Turki mendesak “Israel” untuk menghentikan kebijakan ekspansionisnya, menarik diri dari wilayah pendudukan, dan berhenti menghalangi upaya perdamaian di Suriah. Lebih dari itu, Turki menegaskan bahwa komunitas internasional tidak bisa terus berdiam diri. Dunia harus segera mengambil tindakan nyata untuk menghentikan agresi “Israel” yang semakin tidak terkendali.
Dengan semakin panasnya situasi di kawasan, apakah dunia akan terus membiarkan “Israel” bertindak sesuka hati? Ataukah inilah saatnya komunitas internasional menunjukkan sikap tegas?
(Samirmusa/arrahmah.id)