Ketika Batu Nisan Tak Cukup, Kisah Pria yang Menguburkan 18 Ribu Korban Gaza

Zarah Amala
Rabu, 24 Desember 2025 / 4 Rajab 1447 11:02
Ketika Batu Nisan Tak Cukup, Kisah Pria yang Menguburkan 18 Ribu Korban Gaza
Ketika Batu Nisan Tak Cukup, Kisah Pria yang Menguburkan 18 Ribu Korban Gaza

Di pemakaman Khan Yunis, tempat batu nisan tak lagi mampu menampung nama-nama, Yusuf Abu Hatab (65) berdiri sebagai saksi hidup atas genosida yang mengubah Gaza menjadi kuburan terbuka.

Dengan tangan yang pecah-pecah dan sebuah cangkul sederhana, lelaki yang menjuluki dirinya “penggali jenazah” itu mendorong gerobak kecilnya di antara makam-makam yang saling berhimpitan, kebanyakan tanpa nama. Pekerjaan yang dulu sekadar profesi kini berubah menjadi kesaksian hidup atas perang pemusnahan yang bahkan tak membiarkan orang mati beristirahat dengan tenang.

Selama dua tahun perang genosida, Abu Hatab telah menguburkan sekitar 18 ribu jenazah, sebagian masih utuh, namun kebanyakan berupa potongan tubuh yang tercerai, menyisakan kisah hidup yang direnggut secara brutal.

Di pemakaman itu, batu nisan tak lagi bercerita tentang identitas, melainkan tentang tragedi. Banyak kubur tanpa penanda, karena hanya berisi potongan tubuh yang dikumpulkan dengan tergesa-gesa, meninggalkan duka dan kehampaan.

Setiap kali menggali liang baru, Abu Hatab tak hanya mengubur lebih dari satu jasad, ia mengubur kisah, keluarga, dan mimpi-mimpi yang tak pernah sempat terwujud. Pemakaman yang telah penuh sesak itu kini bukan sekadar tempat kematian, melainkan bukti bisu besarnya kejahatan, dan tentang Gaza yang dikubur setiap hari, namun tetap bertahan.

Dengan suara berat, ia berkata, “Tak ada manusia yang bisa membayangkan pemandangan ini kecuali ia mengalaminya sendiri, menguburkan anaknya, saudaranya, lalu ribuan jenazah lainnya, sebagian sudah membusuk atau tergeletak berpekan-pekan  di jalan.”

Ia menjelaskan bahwa proses pemakaman berlangsung dalam kondisi yang sangat kejam, korban pembantaian massal, kuburan kolektif dan individu, bahkan pemakaman di dalam rumah sakit, semua dilakukan di bawah tekanan luar biasa akibat jumlah korban yang tak terkendali.

Tentang kuburan massal, ia menuturkan, “Kadang satu liang diisi hingga 15 orang, karena intensitas pembunuhan yang dilakukan 'Israel'.”

Ia mengakui bahwa pekerjaan ini meninggalkan luka psikologis yang dalam. Meski tubuhnya masih bertahan, beban mental yang ia pikul tak terlukiskan. Ia memilih banyak menyendiri setelah menyaksikan kengerian demi kengerian.

Abu Hatab juga mengungkapkan bahwa banyak pemakaman dilakukan hanya menggunakan kantong jenazah, tanpa batu nisan, tanpa semen, tanpa penanda apa pun, memaksanya menggali dengan alat seadanya.

Kisahnya menyebar luas di media sosial dan dianggap sebagai salah satu kesaksian kemanusiaan paling kuat yang merekam kejahatan 'Israel' terhadap warga Gaza.

Banyak warganet menilai Abu Hatab bukan sekadar penggali kubur, melainkan saksi hidup atas kematian massal, menguburkan bayi, anak-anak, dan potongan tubuh manusia sepanjang perang. Keriput di wajahnya dianggap merangkum seluruh penderitaan Gaza.

Seorang pengguna menulis, “Gaza bukan lagi kota, tapi kuburan raksasa.”

Yang lain menambahkan, “Mereka membunuh orang mati berkali-kali.”

Warganet juga menyoroti fakta bahwa satu kubur kerap berisi sepuluh jenazah atau lebih, mengingat banyak korban hanya berupa potongan tubuh yang tak bisa dikenali.

Aktivis menilai kisah Abu Hatab sebagai dokumen kemanusiaan yang mengguncang, merangkum bab-bab genosida yang tak bisa diwakili angka statistik semata.

Selama dua tahun perang, bahkan pemakaman pun tak luput dari serangan. Tentara 'Israel' menghancurkan dan meratakan kuburan di wilayah yang mereka masuki.

Menurut kantor media pemerintah Gaza, 40 dari 60 pemakaman hancur, dan lebih dari seribu jenazah dicuri. Selain itu, lebih dari 10 ribu jasad masih tertimbun reruntuhan, tak bisa dievakuasi akibat keterbatasan alat karena blokade 'Israel'.

Perang genosida 'Israel' dimulai pada 8 Oktober 2023 dengan dukungan Amerika Serikat dan berlangsung selama dua tahun, menewaskan lebih dari 70 ribu warga Palestina dan melukai lebih dari 171 ribu orang, mayoritas perempuan dan anak-anak, serta menghancurkan sekitar 90% infrastruktur sipil Gaza. (zarahamala/arrahmah.id)

HeadlinePalestinaGazapemakamanpenggali kuburYusuf Abu Hatab