TEL AVIV (Arrahmah.id) – Juru bicara militer “Israel”, Efi Deyfrin, mengakui kegagalan pasukan zionis dalam misi penyelamatan di Khan Younis, Gaza selatan, setelah tujuh tentaranya tewas dalam ledakan pada Selasa (24/6). Di saat yang sama, ia justru membanggakan serangan yang dilancarkan ke Iran sebagai “keberhasilan besar” dalam perang.
Dalam keterangannya Rabu pagi (25/6), Deyfrin menggambarkan hari itu sebagai “hari yang berat bagi seluruh warga Israel” akibat kehilangan nyawa para tentaranya dalam pertempuran sengit di selatan Jalur Gaza.
“Tak ada kata-kata yang mampu menggambarkan rasa sakit yang dirasakan oleh keluarga para tentara yang gugur di Khan Younis,” ungkapnya, menanggapi ledakan yang menewaskan pasukan zionis dalam operasi penyelamatan yang gagal.
Pukulan di Gaza, Pamer Serangan ke Iran
Meski mengakui kerugian di Gaza, juru bicara militer zionis itu memilih mengalihkan sorotan dengan menyebut serangan ke Iran sebagai pencapaian besar. Ia menyatakan bahwa “tentara telah mencapai tujuan-tujuan utama dari perang, bahkan mungkin lebih dari itu.”
Deyfrin mengeklaim bahwa serangan udara terhadap fasilitas nuklir Iran telah memberikan “pukulan menyakitkan” dan memundurkan program nuklir Iran selama bertahun-tahun.
Namun, klaim tersebut bertentangan dengan laporan intelijen awal yang dinisbatkan kepada sumber-sumber Amerika Serikat. Laporan rahasia itu menyebut bahwa dampak serangan hanya memperlambat program nuklir Iran selama beberapa bulan—jauh dari klaim kehancuran total yang disampaikan Presiden AS Donald Trump.
Trump sendiri segera menepis laporan itu dan menyebutnya sebagai “tidak benar”.
Sementara itu, perkembangan di medan pertempuran Gaza menunjukkan bahwa pasukan zionis terus menghadapi perlawanan sengit dari kelompok-kelompok perlawanan Palestina, meski serangan udara dan darat intensif terus dilakukan oleh penjajah sejak awal agresi.
(Samirmusa/arrahmah.id)