GAZA (Arrahmah.id) — Militer pendudukan “Israel” mengumumkan bahwa mereka telah membunuh Hakam al-Issa, salah satu pendiri Harakah al-Muqawamah al-Islamiyah (Hamas) dan termasuk di antara pimpinan tertinggi gerakan tersebut serta sayap militernya di Jalur Gaza.
Menurut klaim militer penjajah, Hakam al-Issa dibunuh dalam serangan udara yang menargetkan kawasan Sabra di Kota Gaza pada malam hari sebelumnya.
Disebutkan pula bahwa al-Issa menjabat sebagai Kepala Pusat Dukungan dan Pelatihan di Kataib Izzuddin al-Qassam, sayap militer Hamas.
Namun hingga tengah malam waktu setempat, menurut laporan kantor berita Anadolu, belum ada pernyataan resmi dari pihak Hamas maupun al-Qassam terkait klaim militer penjajah tersebut.
Sejak 7 Oktober 2023, “Israel” dengan dukungan penuh Amerika Serikat, terus melakukan genosida brutal di Jalur Gaza, yang mencakup pembunuhan massal, pengepungan yang menyebabkan kelaparan, penghancuran infrastruktur, dan pengusiran paksa warga sipil. Semua ini dilakukan dengan mengabaikan seruan dunia internasional serta perintah Mahkamah Internasional yang menuntut penghentian agresi tersebut.
Genosida ini telah menyebabkan lebih dari 189 ribu warga Palestina gugur dan terluka, mayoritas di antaranya adalah wanita dan anak-anak. Lebih dari 11 ribu orang dinyatakan hilang, serta ratusan ribu lainnya terusir dari rumah mereka. Wabah kelaparan yang melanda telah merenggut nyawa banyak orang, termasuk anak-anak kecil.
Profil Singkat: Abu Umar As-Suri – Legenda Bayangan Al-Qassam
- Seorang Palestina asal utara Tepi Barat.
- Pernah menetap di Kuwait, serta berpindah-pindah antara Suriah dan Lebanon.
- Turut berjihad di Afghanistan melawan pendudukan Soviet.
- Mengikuti dan mengawasi pelatihan militer di Khurāsān, Iran.
- Kemudian menetap di Jalur Gaza, menjadi pelatih utama generasi awal Brigade Al-Qassam.
- Pendiri sistem pelatihan militer profesional di tubuh Al-Qassam.
- Berperan dalam pembentukan pasukan elit, serta pendirian akademi militer dan intelijen.
- Menjadi arsitek utama sistem pertahanan Gaza dan operasi-operasi besar perlawanan.
- Gugur syahid bersama istrinya dalam serangan udara “Israel” pada Juni 2025.
“Aku tidak akan keluar dari Gaza kecuali menuju Tepi Barat yang merdeka, atau ke taman-taman kenikmatan (surga).”
(Samirmusa/arrahmah.id)