TEHRAN (Arrahmah.id) – Seorang pejabat tinggi Iran mengeluarkan ancaman keras terhadap entitas Zionis dan Amerika Serikat di tengah meningkatnya ketegangan militer di kawasan. Dalam pernyataannya kepada Aljazeera, pejabat tersebut memperingatkan bahwa jika perang terus berkembang, maka reaktor nuklir “Israel” di Dimona akan menjadi target langsung.
Ia menegaskan bahwa menyerang pangkalan militer AS di kawasan Timur Tengah jauh lebih mudah daripada menjangkau wilayah pendalaman entitas Zionis. Pejabat itu memperingatkan bahwa jika AS secara resmi terlibat dalam perang di pihak “Israel”, maka kepentingan Amerika di kawasan akan menghadapi “bahaya besar”, dan konflik ini akan berubah menjadi perang regional.
“Serangan kami terhadap target ‘Israel’ sangat berdampak, tetapi militer Zionis menutupinya dari publik,” ujar pejabat Iran tersebut. Ia juga mengungkapkan bahwa Iran memiliki rudal yang jauh lebih canggih dari yang telah digunakan sejauh ini, dan “kami tidak akan ragu untuk menggunakannya.”
Menurutnya, Pasukan Garda Revolusi memiliki informasi detail tentang jumlah rudal pencegat yang dimiliki “Israel”. “Kami merancang serangan untuk menguras stok rudal pencegat mereka secara sistematis,” tambahnya.
Iran Tegaskan Siap Perangi Siapa pun yang Bantu Zionis
Juru bicara Markas Besar Pertahanan “Khatam al-Anbiya” Iran juga memperingatkan bahwa pengiriman alat militer atau radar dari negara mana pun untuk membantu entitas Zionis akan dianggap sebagai target sah oleh militer Iran.
Ia menambahkan bahwa sistem radar dan pertahanan udara “Israel” telah hancur sebagian besar, dan entitas itu kini menghadapi krisis amunisi serta peralatan militer.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyatakan bahwa jika Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk campur tangan secara militer, maka Iran berhak membela diri secara sah. “Kami akan membalas AS dengan cara yang sama seperti kami membalas ‘Israel’,” ujarnya.
AS Pindahkan Pembom Siluman ke Guam
Di waktu yang sama, dua pejabat AS kepada Reuters mengonfirmasi bahwa militer AS telah mulai memindahkan pesawat pembom B-2 Spirit ke Pulau Guam di Samudra Pasifik, sebagai bagian dari kesiapan menghadapi kemungkinan perluasan konflik.
Wakil Presiden AS J.D. Vance mengatakan bahwa waktu untuk penyelesaian diplomatik semakin menyempit, dan menyatakan bahwa Presiden Trump “akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk menghentikan program nuklir Iran.”
Trump sendiri sebelumnya menyatakan akan memberi Iran waktu dua pekan untuk menunjukkan itikad baik. “Jika tidak, kita akan tahu apakah mereka akan kembali berpikir rasional atau tidak,” ujar Trump.
Iran Bersiap Serang Basis AS jika Diserang
Laporan New York Times pada Rabu lalu menyebut bahwa Iran telah menyiapkan rudal dan perlengkapan militer lainnya untuk menyerang pangkalan militer Amerika di Timur Tengah jika Washington bergabung dengan serangan militer “Israel” terhadap Teheran.
Sejak 13 Juni lalu, “Israel” melancarkan serangkaian serangan besar ke wilayah Iran yang menargetkan fasilitas nuklir, basis rudal, para komandan militer, hingga ilmuwan nuklir. Iran pun membalas dengan peluncuran rudal balistik dan drone ke wilayah entitas Zionis, dalam konfrontasi langsung terbesar antara kedua pihak sejauh ini.
(Samirmusa/arrahmah.id)