TEHERAN (Arrahmah.id) – Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bersumpah pada Kamis (26/6/2025) untuk menyerang pangkalan-pangkalan AS di wilayah tersebut jika Washington memperbarui serangan di wilayah Iran.
“Fakta bahwa Iran memiliki akses ke pusat-pusat utama AS di wilayah ini dan dapat mengambil tindakan kapanpun jika dianggap perlu adalah hal yang signifikan,” kata Khamenei dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi.
“Tindakan seperti itu dapat diulangi di masa depan juga. Jika ada agresi yang terjadi, musuh pasti akan membayar harga yang mahal,” tambahnya, seperti dilaporkan Anadolu.
Pernyataannya adalah komentar publik pertamanya sejak perang 12 hari antara Iran dan “Israel” berhenti di bawah gencatan senjata yang disponsori AS pada 24 Juni.
Pemimpin Iran tersebut mengklaim bahwa Washington memasuki perang dengan “Israel” untuk mencegah kehancuran total.
“Siapapun yang mendukung ‘Israel’, meskipun tidak berada di lapangan, akan menanggung konsekuensi dari tanggapan kami,” katanya.
Khamenei mengatakan bahwa serangan AS terhadap situs-situs nuklir Iran tidak mencapai banyak hal.
“Presiden AS Donald Trump berusaha menyembunyikan kebenaran ini,” katanya.
“Iran memberikan tamparan keras ke wajah AS. Mereka menyerang dan menyebabkan kerusakan di Pangkalan Udara Al Udeid, yang merupakan salah satu pangkalan utama AS di wilayah tersebut,” tambahnya.
Khamenei mengatakan bahwa serangan terhadap pangkalan AS di Qatar bukan hanya sebuah peringatan, tetapi lebih merupakan “awal dari sebuah era.”
“Israel mengalami kekalahan moral pertamanya dalam menghadapi perlawanan yang belum pernah merasakan kekalahan sebelumnya,” katanya.
“Iran tidak akan ragu-ragu untuk melawan ketidakadilan dan agresi, tidak peduli berapa banyak aliansi yang ada.”
Israel melancarkan serangan udara selama 12 hari sejak 13 Juni terhadap situs-situs militer, nuklir, dan sipil di seluruh Iran, menewaskan sedikitnya 606 orang dan melukai 5.332 orang lainnya, demikian menurut Kementerian Kesehatan Iran.
Teheran melancarkan serangan rudal dan pesawat tak berawak ke “Israel”, menewaskan sedikitnya 29 orang dan melukai lebih dari 3.400 lainnya, menurut angka yang dirilis oleh Universitas Ibrani Yerusalem.
Konflik ini berhenti di bawah gencatan senjata yang disponsori oleh Amerika Serikat dan mulai berlaku pada 24 Juni. (haninmazaya/arrahmah.id)