TEHERAN (Arrahmah.id) – Iran dan “Israel” saling bertukar serangan udara dan rudal ketika dunia bersiap-siap untuk tanggapan Teheran terhadap serangan AS terhadap situs nuklirnya.
Militer “Israel” mengatakan pada Senin (23/6/2025) sekitar 20 jet tempurnya telah melakukan gelombang serangan terhadap target-target militer di Iran barat dan Teheran dalam semalam.
Di Kermanshah, di Iran barat, infrastruktur rudal dan radar menjadi sasaran, dan di Teheran, sebuah peluncur rudal permukaan-ke-udara dihantam, katanya, seperti dilaporkan Al Arabiya.
Sebuah rudal yang diluncurkan dari Iran pada dini hari Senin berhasil dicegat oleh pertahanan “Israel”, katanya. Sirene serangan udara meraung-raung semalaman di Tel Aviv dan bagian lain dari “Israel” tengah.
Kantor-kantor berita Iran melaporkan pertahanan udara diaktifkan di distrik-distrik pusat Teheran untuk melawan “target musuh”, dan bahwa serangan udara “Israel” menghantam Parchin, lokasi kompleks militer di sebelah tenggara ibukota.
Lembaga penyiaran pemerintah “Israel” melaporkan bahwa sebuah pesawat tak berawak Hermes “Israel” ditembak jatuh di wilayah Iran, pesawat tak berawak keempat yang ditembak jatuh di wilayah tersebut sejak dimulainya kampanye.
Iran bersumpah untuk mempertahankan diri pada Ahad, sehari setelah AS bergabung dengan “Israel” dalam aksi militer Barat terbesar terhadap negara tersebut sejak Revolusi Iran 1979, meskipun ada seruan untuk menahan diri dan kembali ke diplomasi dari seluruh dunia.
Citra satelit komersial mengindikasikan bahwa serangan AS pada Sabtu terhadap pabrik nuklir Fordow di bawah tanah Iran telah merusak atau menghancurkan situs yang terkubur dalam tanah dan sentrifugal pengayaan uranium yang ada di dalamnya, tetapi status situs tersebut masih belum dikonfirmasi, kata para ahli.
Dalam komentarnya di media sosial mengenai serangan AS, Presiden Donald Trump mengatakan “Kerusakan monumental terjadi pada semua situs nuklir di Iran.”
“Kerusakan terbesar terjadi jauh di bawah permukaan tanah. Tepat sasaran!!!” tulisnya di platform Truth Social.
Trump sebelumnya meminta Iran untuk tidak melakukan pembalasan dan mengatakan bahwa pemerintah “sekarang harus berdamai” atau “serangan di masa depan akan jauh lebih besar dan jauh lebih mudah.”
Presiden AS juga mengangkat ide perubahan rezim di negara tersebut.
AS meluncurkan 75 amunisi berpemandu presisi termasuk bom penghancur bunker dan lebih dari dua lusin rudal Tomahawk terhadap tiga lokasi nuklir Iran, kata Ketua Kepala Staf Gabungan, Jenderal Dan Caine, kepada para wartawan.
Pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional, mengatakan bahwa tidak ada peningkatan tingkat radiasi di luar lokasi yang dilaporkan setelah serangan AS. Rafael Grossi, direktur jenderal badan tersebut, mengatakan kepada CNN bahwa masih belum memungkinkan untuk menilai kerusakan yang terjadi di bawah tanah.
Seorang sumber senior Iran mengatakan kepada Reuters bahwa sebagian besar uranium yang sangat diperkaya di Fordow telah dipindahkan ke tempat lain sebelum serangan.
Teheran, yang menyangkal bahwa program nuklirnya hanya untuk tujuan damai, menembakkan sejumlah rudal ke “Israel” setelah serangan AS, melukai sejumlah orang dan menghancurkan gedung-gedung di Tel Aviv.
Namun, Iran tidak bertindak atas ancaman utama pembalasannya, yaitu menargetkan pangkalan AS atau mencekik pengiriman minyak yang melewati Selat Hormuz.
Mencoba mencekik pasokan minyak Teluk dengan menutup selat ini dapat membuat harga minyak global meroket, menggagalkan ekonomi dunia, dan mengundang konflik dengan Armada Kelima Angkatan Laut AS yang berbasis di Teluk. (haninmazaya/arrahmah.id)