KABUL (Arrahmah.id) – Kementerian Pendidikan mengatakan bahwa dalam hampir empat tahun terakhir, telah dibangun lebih dari 1.100 sekolah dan sekolah agama di seluruh negeri.
Menurut juru bicara kementerian, Mansoor Ahmad Hamza, sekolah-sekolah ini dibangun dengan menggunakan anggaran kementerian, dengan dukungan keuangan dari organisasi bantuan, pengusaha, dan pendukung pendidikan.
Selain itu, hampir 3.000 sekolah lain yang rusak akibat bencana alam juga telah dibangun kembali selama periode ini, lansir Tolo News (19/6/2025).
Juru bicara kementerian menambahkan: “Proyek-proyek pembangunan ini dilaksanakan dengan anggaran kementerian dan dukungan keuangan dari organisasi mitra, pedagang nasional, dan individu yang menghargai pendidikan. Bangunan standar dibangun untuk lebih dari 1.100 sekolah dan sekolah agama, dan hampir 3.000 sekolah yang rusak akibat pemberontak dan bencana alam direkonstruksi.”
Sementara itu, sejumlah siswa di provinsi Paktia dan Khost meminta lebih banyak fasilitas dan sumber daya pendidikan.
Ruhullah, seorang siswa di Paktia, mengatakan kepada Tolo News: “Ketika buku pelajaran tidak tersedia, kami hanya bisa belajar lima puluh persen dari pelajaran, karena lima puluh persen diajarkan oleh guru, dan lima puluh persen lainnya berasal dari buku.”
Younis, seorang siswa di Khost, mengatakan: “Sekolah kami tidak memiliki gedung, dan saat cuaca panas siswa tidak bisa belajar dengan baik. Sekolah ini membutuhkan bangunan dan pengaturan administrasi yang layak.”
Awal tahun ini, United Nations Children’s Fund (UNICEF) melaporkan bahwa hampir empat juta anak di Afghanistan tidak bersekolah karena kurangnya infrastruktur yang layak, air minum yang bersih, fasilitas sanitasi, dan guru-guru yang berkualitas, terutama guru perempuan.
Mohammad Aslam Danishmal, seorang dosen di sebuah universitas, menekankan pentingnya infrastruktur yang berkualitas: “Sekolah standar harus memiliki laboratorium, perpustakaan, dan bahan ajar untuk guru untuk memastikan pendidikan yang efektif.”
Sebelumnya, Direktorat Literasi Kementerian Pendidikan menyatakan bahwa pada tahun lalu, 6.819 kelas literasi telah diluncurkan di seluruh negeri. Menurut para pejabat, lebih dari 122.000 orang telah lulus dari kelas-kelas tersebut. (haninmazaya/arrahmah.id)