KABUL (Arrahmah.id) – Para pejabat lokal di provinsi Kandahar melaporkan bahwa sejak awal April, lebih dari 8.000 migran Afghanistan telah kembali dari Pakistan ke Afghanistan.
Menurut para pejabat, Imarah Islam Afghanistan telah menyediakan berbagai fasilitas bagi para pengungsi yang kembali. Fasilitas tersebut termasuk makanan, obat-obatan, tempat tinggal, bantuan uang tunai, kebutuhan rumah tangga, dan fasilitas untuk membantu mereka kembali ke daerah asalnya.
Mohammad Ishaq Idris, kepala registrasi kamp pengungsi sementara di distrik Takhta Pul, Kandahar, mengatakan kepada Tolo News: “1.549 keluarga, dengan total 8.107 orang, termasuk 550 warga negara kami yang menjadi tahanan, telah diserahkan kepada kami.”
Wali Jan Badam, kepala Departemen Pengungsi dan Pengungsi yang Kembali di Kandahar, mengatakan: “Enam komite telah dibentuk untuk menyediakan fasilitas bagi para migran, yang mengurusi penampungan, perumahan, air, makanan, dan obat-obatan. Kegiatan mereka sedang berlangsung.”
Selain para migran, 550 tahanan Afghanistan juga telah dibebaskan dari Pakistan dan dikembalikan ke Afghanistan selama periode ini.
Para pengungsi yang kembali dari Pakistan mengatakan bahwa perlakuan buruk oleh pasukan Pakistan tidak berkurang. Menurut para pengungsi yang kembali, pasukan keamanan Pakistan menyerbu rumah-rumah para migran Afghanistan, menyita barang-barang berharga dan uang mereka, serta memenjarakan mereka.
Para pengungsi yang kembali ini menyerukan diakhirinya perlakuan buruk terhadap para migran Afghanistan oleh Pakistan.
Mohammad Hanif, seorang pengungsi yang kembali dari Pakistan, mengatakan kepada Tolo News: “Baik Rusia maupun Amerika Serikat datang ke negara kami, tetapi penderitaan yang ditimbulkan oleh negara Muslim ini jauh lebih besar daripada yang ditimbulkan oleh negara lain. Kami tidak pergi ke Pakistan dengan kekuatan, dengan tank atau pesawat terbang, dan kami juga tidak mendudukinya; kami pergi ke sana untuk mencari perlindungan.”
Abdullah, seorang pengungsi lain yang kembali dari Pakistan, mengatakan: “Mereka menyerbu rumah-rumah dan secara paksa mengirim orang kembali ke Afghanistan. Mereka memenjarakan orang-orang Afghanistan.”
Sementara itu, para pejabat di Imarah Islam Afghanistan mendesak Pakistan untuk menghentikan pelecehan terhadap para migran Afghanistan dan mematuhi prinsip bertetangga yang baik.
Mohammad Yousuf Ahmadi, kepala Komite Kesadaran Publik Imarah Islam untuk para migran yang kembali, mengatakan: “Tidaklah pantas untuk menyita barang-barang para migran dan menahan mereka. Kami mendesak Pakistan untuk mengubah kebijakannya saat ini terhadap warga Afghanistan, menghormati prinsip bertetangga yang baik, dan mengizinkan warga Afghanistan untuk kembali ke negara mereka dengan sukarela.”
Sejak awal April 2025, Pakistan telah memulai pengusiran paksa migran Afghanistan, sebuah proses yang telah menghadapi kecaman dan reaksi keras dari dunia internasional. (haninmazaya/arrahmah.id)