ISLAMABAD (Arrahmah.id) – India dan Pakistan kembali saling menuduh melanggar kesepakatan gencatan senjata yang diumumkan Amerika Serikat pada Sabtu (10/5), setelah empat hari bentrokan yang menewaskan sedikitnya 60 warga sipil.
Sekretaris Kementerian Luar Negeri India, Vikram Misri, mengatakan kepada wartawan bahwa terdapat “pelanggaran berulang” terhadap gencatan senjata dalam beberapa jam terakhir. Ia menegaskan bahwa angkatan bersenjata India telah merespons secara proporsional terhadap pelanggaran tersebut.
Misri mendesak Pakistan untuk mengambil langkah yang semestinya dan menangani situasi dengan serius.
Sebaliknya, Pakistan menyatakan komitmennya terhadap pelaksanaan gencatan senjata. Kementerian Luar Negeri Pakistan menegaskan bahwa militer mereka “menangani situasi dengan penuh tanggung jawab dan menahan diri,” sembari menuduh India sebagai pihak yang melakukan pelanggaran.
“Kami percaya bahwa setiap isu terkait pelaksanaan gencatan senjata harus diselesaikan melalui saluran komunikasi yang sesuai, dan pasukan di lapangan harus menunjukkan pengendalian diri,” tambah pernyataan tersebut.
Suara ledakan terdengar keras di Srinagar, kota terbesar di wilayah Kashmir yang dikuasai India, menurut laporan wartawan AFP. Sistem pertahanan udara disebut dikerahkan dalam insiden tersebut.
Dua pejabat di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan juga melaporkan adanya baku tembak sporadis antara pasukan Pakistan dan India di tiga titik sepanjang Garis Kontrol.
Kesepakatan Gencatan Senjata
Sejak Rabu lalu, kedua negara yang sama-sama memiliki senjata nuklir itu saling melancarkan serangan artileri, drone, dan rudal, memicu kekhawatiran akan pecahnya perang besar yang mendorong banyak negara menyerukan penahanan diri.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara mengejutkan mengumumkan kesepakatan gencatan senjata pada Sabtu malam melalui media sosialnya. “Setelah malam panjang pembicaraan yang dimediasi Amerika Serikat, saya senang mengumumkan bahwa India dan Pakistan telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata secara menyeluruh dan segera,” tulis Trump, sambil memuji kedua negara yang dianggapnya menunjukkan “nalar dan kebijaksanaan yang luar biasa.”
Menteri Luar Negeri Pakistan, Ishaq Dar, juga mengonfirmasi bahwa Islamabad dan New Delhi telah menyetujui gencatan senjata segera.
Sumber resmi di New Delhi menyatakan bahwa kesepakatan itu dicapai melalui negosiasi langsung antara India dan Pakistan, dan hanya membahas gencatan senjata tanpa agenda tambahan.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menjelaskan bahwa kesepakatan tersebut diraih setelah negosiasi intensif antara dirinya dan Wakil Presiden JD Vance dengan para pemimpin India dan Pakistan, termasuk Perdana Menteri Narendra Modi dan Syahbaz Syarif.
Sejumlah negara Barat menyambut baik kesepakatan itu. Inggris menyebutnya sangat disambut, Prancis menilainya sebagai pilihan bertanggung jawab, dan Jerman menyebutnya sebagai langkah awal yang penting.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan pemerintah Iran menyampaikan harapan mereka agar gencatan senjata ini menjadi jalan menuju perdamaian yang berkelanjutan.
Sementara itu, China menyatakan akan terus memainkan peran konstruktif dalam proses perdamaian, sambil menyuarakan keprihatinan terhadap eskalasi konflik mengingat negara itu berbagi perbatasan dengan India dan Pakistan.
Asal Mula Ketegangan
Ketegangan dimulai pada 22 April lalu ketika terjadi serangan bersenjata di wilayah Kashmir yang dikuasai India. Dalam serangan di sebuah lokasi wisata itu, 26 orang dilaporkan tewas.
India menuduh kelompok Lashkar-e-Taiba — yang berbasis di Pakistan dan dikategorikan sebagai organisasi teroris oleh PBB — sebagai pelaku serangan. Namun, Islamabad membantah keterlibatan apa pun dan menyerukan penyelidikan independen.
Sejak saat itu, konflik meningkat tajam. Pada Rabu lalu, India meluncurkan serangan udara ke beberapa kota di Pakistan dan mengklaim menghancurkan sejumlah kamp teroris. Serangan itu memicu balasan dari pihak Pakistan.
Pada Sabtu pagi, Pakistan menyatakan telah melancarkan serangan balik terhadap India setelah tiga pangkalan udara miliknya diserang malam sebelumnya. Salah satu pangkalan tersebut berada di dekat Islamabad.
(Samirmusq/arrahmah.id)