TEHRAN (Arrahmah.id) – Iran meluncurkan dua gelombang serangan rudal ke arah wilayah pendudukan “Israel” pada Ahad pagi, menyebabkan kerusakan besar di sejumlah kota utama, termasuk Tel Aviv, Haifa, dan Ness Ziona. Serangan ini terjadi hanya beberapa jam setelah Amerika Serikat menggempur tiga fasilitas nuklir penting di Iran.
Media “Israel” melaporkan bahwa 15 orang terluka akibat serangan rudal tersebut, dua di antaranya dalam kondisi kritis. Sirene peringatan terdengar luas di kawasan utara dan tengah “Israel” setelah sistem pertahanan mendeteksi rudal-rudal balistik yang ditembakkan dari Iran.
Menurut harian Israel Hayom, serangan Iran terdiri dari sekitar 30 rudal. Radio militer “Israel” menyebutkan bahwa salah satu rudal menghantam Kota Haifa sebelum sirene sempat berbunyi. Beberapa rudal lainnya menghantam langsung sejumlah wilayah sensitif, mengakibatkan kerusakan besar di Tel Aviv Raya, Haifa, dan Ness Ziona.
Laporan dari otoritas pemadam kebakaran menyatakan bahwa sejumlah bangunan di wilayah pesisir hancur, sebuah gedung di kawasan Dan terkena dampak langsung, dan sebuah kendaraan dilaporkan terbakar di area tengah “Israel”.
“Israel” Lumpuh, Ruang Udara Ditutup
Kanal 12 “Israel” melaporkan bahwa otoritas penerbangan kembali menutup ruang udara hingga pemberitahuan lebih lanjut. Sementara itu, harian Yedioth Ahronoth mengabarkan bahwa militer “Israel” menaikkan level siaga tinggi di perbatasan Lebanon, mengantisipasi kemungkinan serangan dari kelompok perlawanan Hizbullah.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memuji serangan udara Amerika terhadap fasilitas nuklir Iran sebagai aksi “tangguh dan bersejarah”, serta menyebut keputusan Presiden Donald Trump sebagai tindakan “berani yang belum pernah dilakukan negara lain”.
Tiga fasilitas nuklir utama Iran — Fordow, Natanz, dan Isfahan — menjadi sasaran serangan militer AS pada Ahad dini hari. Menurut laporan Radio Militer “Israel”, kemungkinan fasilitas Fordow tidak hancur total disebut “sangat kecil”. Serangan terhadap Natanz disebut dilakukan dengan “presisi tinggi” untuk memastikan kehancuran total.
Sumber militer “Israel” mengatakan bahwa pihaknya tengah menunggu analisis citra satelit guna memastikan skala kerusakan, namun sejauh ini kerusakan disebut “besar dan signifikan”.
Menteri Keuangan Bezalel Smotrich menyatakan bahwa “dunia hari ini menjadi lebih baik dan lebih aman bagi ‘Israel’ dan seluruh dunia”, namun memperingatkan bahwa konflik belum berakhir dan warga harus tetap waspada terhadap instruksi keamanan.
Sejak 13 Juni lalu, “Israel” melancarkan agresi militer terhadap Iran dengan dukungan penuh dari Amerika Serikat, menargetkan fasilitas nuklir, pangkalan rudal, tokoh militer, dan ilmuwan nuklir. Sebagai balasan, Teheran meluncurkan rudal balistik dan pesawat nirawak ke jantung wilayah pendudukan dalam konfrontasi terbesar langsung antara kedua pihak sejauh ini, di tengah negosiasi sensitif antara Washington dan Teheran terkait program nuklir Iran.
(Samirmusa/arrahmah.id)