(Arrahmah.id) – Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar Muhammad bin Abdurrahman Al Tsani secara resmi mengumumkan disepakatinya perjanjian damai antara Para Pejuang Gaza dan “Israel”.
Setelah perdebatan panjang antara utusan para pejuang Gaza yang dipimpin oleh Khalil Hayyah dan utusan “Israel” yang diadakan di Doha, Qatar akhirnya kesepakatan itu dicapai.
Perjanjian damai akan dilakukan dalam tiga fase. Fase pertama ini akan berlangsung selama 42 hari. Di mana setelahnya akan langsung masuk fase kedua.
“Pemerintah Qatar menegaskan agar kedua belah pihak berkomitmen untuk menjalankan perjanjian damai yang akan berlangsung selama tiga fase ini demi menjaga darah masyarakat sipil, menjauhkan wilayah dari peperangan dan segera kembalinya suasana damai,” tegas perdana menteri Qatar.
Amir Qatar Tamim bin Hamd Al Tsani juga memberikan kalimatnya terkait dengan perjanjian damai ini, “Kami berharap kesepakatan ini berperan menghentikan peperangan dan pembunuhan di Gaza dan Palestina. Kami juga berharap di fase baru ini tidak boleh ada pengabaian dan keteledoran pada permasalahan ini dan harus mengupayakan dengan kesungguhan untuk mencari solusi yang adil berdasarkan peraturan internasional.”
Amir Qatar juga menyampaikan bahwa upaya negaranya menjadi penengah adalah upaya kemanusiaan sebelum politik.
Amir Qatar juga mengucapkan terimakasih kepada dua negara yang membantu menjadi penengah bagi permasalahan ini yaitu: Mesir dan Amerika.
Perjanjian damai ini akan dimulai pada 19 Januari 2025.
Walaupun begitu, masyarakat Gaza sudah mulai keluar ke jalan di malam Kamis yang telah larut dengan dikawal oleh pejuang Hamas. Mereka bergembira atas perjanjian damai ini.
Bagaimana detail isi perjanjian damai fase satu ini.
Bagaimana tanggapan masyarakat “Israel” terhadap perjanjian damai ini.
Dan yang terpenting, siapakah pemenang dari perang ini.
Nantikan pada tulisan berikutnya setelah syukur kita atas berakhirnya kesulitan panjang saudara kita di Gaza.
صمود الشعب لا يقهر ومقاومة باسلة لا تكسر
