TEL AVIV (Arrahmah.id) — “Israel” mengalami serangan rudal besar-besaran dari Iran dalam dua gelombang pada Sabtu malam (14/6), yang menyebabkan kerusakan hebat serta menewaskan dan melukai ratusan orang. Media Iran menyebutkan bahwa serangan ini menggunakan rudal taktis berkepala ledak tinggi, menyasar wilayah strategis termasuk Tel Aviv dan Haifa.
Serangan pertama menghantam sejumlah kota di wilayah pendudukan dengan 40 rudal, diikuti gelombang kedua yang menargetkan Tel Aviv, Rehovot, dan Bat Yam dengan 50 rudal. Dalam serangan kedua, sedikitnya 6 orang tewas dan lebih dari 240 lainnya mengalami luka-luka, beberapa di antaranya dalam kondisi kritis.
Otoritas penjajah mengumumkan bahwa kota Bat Yam mengalami kerusakan luas dan jumlah korban luka terbanyak, dengan sekitar 35 orang dinyatakan hilang di lokasi jatuhnya rudal.
Komandan Komando Dalam Negeri “Israel” menyatakan bahwa malam itu adalah malam yang berat bagi mereka, dan tim penyelamat masih melakukan pencarian korban di bawah reruntuhan bangunan di Bat Yam.
Korban Tewas dan Kerusakan Besar
Surat kabar Israel Hayom melaporkan bahwa tim medis penjajah mendirikan pusat identifikasi jenazah di Bat Yam. Sementara itu, radio “Israel” menyebutkan bahwa gelombang serangan ini mengakibatkan kerusakan besar dan runtuhnya sejumlah bangunan di wilayah metropolitan Tel Aviv.
Selain itu, seorang perempuan berusia 20-an dilaporkan tewas setelah dievakuasi dari reruntuhan di Haifa akibat hantaman rudal. Bintang Daud Merah, layanan medis darurat “Israel”, mengkonfirmasi bahwa total ada 14 orang terluka di wilayah tersebut, satu di antaranya dalam kondisi sangat kritis.
Kanal 12 “Israel” juga melaporkan bahwa gedung-gedung dan jalan-jalan di Haifa, Tamra, dan Kiryat mengalami kerusakan parah akibat serangan tersebut.
Iran Gunakan Rudal Taktis dan Hipersonik
Badan berita Fars milik Iran melaporkan bahwa rudal yang digunakan adalah jenis taktis berpemandu dengan bahan bakar padat dan berkepala peledak tinggi. Dalam serangan itu, Iran dilaporkan menggunakan rudal-rudal jenis Imad, Qader, dan Khaibar.
Agensi berita resmi Iran, IRNA, bahkan mengungkapkan penggunaan rudal hipersonik dalam serangan terbaru ke wilayah Haifa.
Sementara itu, New York Times melaporkan bahwa salah satu rudal menghantam pusat penelitian penting di “Israel”, memicu kebakaran besar di laboratorium ilmiah.
Surat kabar Yedioth Ahronoth menyebut bahwa Institut Penelitian Weizmann di Rehovot, selatan Tel Aviv, mengalami kerusakan signifikan akibat rudal Iran.
Sensor Ketat dan Latar Belakang Serangan
Militer penjajah memberlakukan sensor ketat terhadap media lokal, melarang publikasi informasi tentang kerusakan di instalasi strategis atau penyebaran gambar dari lokasi tersebut.
Sebagai latar belakang, pada Jumat dini hari, “Israel” memulai serangan udara besar-besaran ke wilayah Iran yang disebut dengan operasi “Singa yang Bangkit”. Operasi itu melibatkan puluhan jet tempur yang menargetkan fasilitas nuklir, basis rudal, dan membunuh sejumlah komandan militer serta ilmuwan nuklir Iran.
Militer penjajah menyatakan bahwa serangan mereka adalah tindakan “pencegahan” atas perintah langsung dari pimpinan politik, sementara Perdana Menteri Benyamin Netanyahu mengatakan bahwa operasi tersebut bertujuan untuk “menghancurkan infrastruktur nuklir Iran dan kemampuan militernya.”
Sebagai balasan, Iran meluncurkan tujuh gelombang serangan balistik dan drone terhadap “Israel” yang menyebabkan banyak korban dan kehancuran fisik, termasuk gedung-gedung dan kendaraan sipil.
(Samirmusa/arrahmah.id)