![Presiden sementara Suriah, Ahmad asy Syaraa (kiri), didampingi istrinya, Latifa al-Droubi (tengah), menunaikan umrah di kota paling suci Islam, Mekah, di bagian barat Arab Saudi, pada 3 Februari 2025. [Foto: AFP]](https://i0.wp.com/www.arrahmah.id/wp/images/stories/2025/02/Istri-Ahmad-asy-Syaraa-Jadi-Sorotan-Kamera-di-Masjidil-Haram-Siapakah-Dia.jpg?fit=1280%2C720&ssl=1)
MAKKAH (Arrahmah.id) — Kemunculan langka di depan publik sosok istri Presiden Suriah Ahmad asy Syaraa telah menarik perhatian luas. Dalam sebuah video terlihat pasangan itu sedang melaksanakan ibadah umrah di Masjidil Haram.
Rekaman itu, yang dibagikan secara luas di media sosial, memperlihatkan asy Syaraa dan istrinya, Latifa al-Daroubi, memasuki Kabah bersama. Ini merupakan sebuah pemandangan yang tidak biasa mengingat profil publik ibu negara baru itu tak pernah muncul.
BacaJuga
Dilansir The New Arab (4/2/2025), pasangan tersebut terlihat mengenakan pakaian umrah, berjalan berdampingan di dalam Masjidil Haram pada Senin (3/2) selama perjalanan luar negeri pertama Presiden Suriah sejak menjabat.
Penampilan tersebut menyusul pertemuan al-Daroubi dengan delegasi wanita Suriah dari Amerika Serikat (AS) pekan lalu. Saat itu, asy Syaraa memperkenalkannya secara terbuka dan untuk pertama kalinya, mengonfirmasi bahwa dia adalah satu-satunya pendampingnya.
Menurut salah seorang peserta pertemuan tersebut, presiden Suriah menepis rumor tentang istrinya yang banyak, dan menyatakan bahwa ia “sangat mencintai” istrinya. Beberapa peserta menggambarkan momen tersebut sebagai sesuatu yang penuh kehangatan dan rasa humor berfokus pada situasi diaspora Suriah dan peran perempuan dalam memperkuat ikatan komunitas.
Meski rincian tentang kehidupan pribadi Latifa masih terbatas, kemunculannya bersama Presiden Suriah telah memicu rasa ingin tahu baik di Suriah maupun internasional. Latifa al-Daroubi, juga dikenal sebagai Latifa asy Syaraa, dilaporkan lahir pada 1984, menurut media berbahasa Arab.
Ia memegang gelar master dalam bahasa dan sastra Arab serta merupakan ibu dari tiga putra. Keluarganya, klan al-Daroubi, berasal dari Al Qaryatayn di Homs, dan saudara perempuannya dikatakan menikah dengan Gubernur Damaskus saat ini, Maher Muhammad Marwan.
Meskipun ia telah menghadiri beberapa acara publik di masa lalu, ia jarang difoto, hal ini justru membuat publik penasaran terhadap sosok Ibu Negara Suriah tersebut. Penampilannya baru-baru ini, termasuk pertemuan dengan delegasi wanita Suriah dari AS dan ibadah umrah, menandakan makin besarnya peran publik al-Daroubi.
Para peserta pertemuan delegasi AS pekan lalu menggambarkan Latifa sebagai “wanita berbudaya, berkelas, dan elegan”, memuji kefasihannya, sikapnya yang tenang, dan pakaian tradisional Suriahnya.
Abdul Hafiz Sharaf, anggota Koalisi Suriah-Amerika untuk Perdamaian dan Kemakmuran, mengatakan dalam sebuah wawancara media bahwa Latifa adalah “seorang wanita muda Suriah yang mengenakan jilbab tetapi [tidak menutupi wajahnya]. Ia mengenakan pakaian khas wanita berhijab di Suriah, dan kehadirannya menarik perhatian banyak orang, terutama dengan senyum lembutnya yang menyambut hangat para hadirin”.
Reem al-Bazm, seorang aktivis Suriah yang menghadiri pertemuan delegasi, menggambarkannya sebagai “baik hati, tenang, cantik, percaya diri, dan terpelajar”. Ia menambahkan bahwa Presiden asy Syaraa memperkenalkannya dengan kata-kata: “Istri saya satu-satunya, dan saya sangat mencintainya.”
Keluarga al-Daroubi terkenal di Suriah, telah menghasilkan banyak ulama dan tokoh terkemuka, termasuk Sheikh Abdul Ghafar al-Daroubi, seorang pembaca Al-Quran terkenal dari Homs yang meninggal dunia di Jeddah pada 2009.
Al-Bazm juga menyoroti bahwa pengenalan asy Syaraa terhadap istrinya kepada delegasi perempuan Suriah mencerminkan tradisi Suriah yang mengakar kuat, berbeda dari penggambaran media tentang ‘istri yang tunduk’.
“Siapa pun yang pernah tinggal di Suriah tahu bahwa seorang wanita adalah pilar keluarga – dia membuat rencana, membesarkan anak-anak, mengelola keuangan, dan berjuang keras untuk meraih gelar akademis yang tinggi,” katanya, seraya menambahkan: “Di Suriah, para pria mendengarkan istri mereka.” (hanoum/arrahmah.id)
