TEHERAN (Arrahmah.id) – Iran dan “Israel” saling meluncurkan puluhan serangan sejak Rabu (18/6) dini hari. Untuk pertama kalinya, Iran menggunakan rudal hipersonik generasi pertama “Fattah” yang menyebabkan kerusakan dan kebakaran di sejumlah wilayah. Sementara itu, militer “Israel” mengklaim telah menyerang sejumlah situs militer Iran di hari keenam eskalasi militer yang terus meningkat.
Militer “Israel” menyatakan bahwa 50 jet tempur mereka melancarkan serangan udara ke ibu kota Teheran dalam beberapa jam terakhir, dengan ledakan terdengar di berbagai wilayah. Serangan itu diklaim menargetkan fasilitas produksi komponen rudal balistik dan perangkat militer, termasuk fasilitas pengayaan uranium, sebagai bagian dari upaya menghentikan program nuklir Iran.
Pada pagi hari, militer “Israel” juga mengumumkan bahwa mereka berhasil mencegat tiga drone yang diluncurkan dari Iran. Beberapa jam sebelumnya, satu drone Iran dicegat di wilayah utara, sementara dua lainnya dilumpuhkan di area Laut Mati.
Selain itu, “Israel” juga menyerang Universitas Imam Hussein — institusi militer yang berafiliasi dengan Garda Revolusi — di timur Teheran. Namun hingga kini belum ada laporan resmi terkait korban jiwa.
Sementara itu, pejabat Kota Varamin, tenggara Teheran, melaporkan bahwa satu drone “Israel” berhasil ditembak jatuh di sekitar kota. Televisi pemerintah Iran juga mengabarkan ditembaknya drone lain di wilayah Isfahan. Kantor berita Fars menyebut puing-puing drone ditemukan di barat Hamedan, dan pihak keamanan di Provinsi Semnan mengonfirmasi bahwa beberapa objek terbang “Israel” telah dihancurkan di langit Shahrud.

Rudal Hipersonik “Fattah”
Dalam dua jam pertama setelah tengah malam, Iran meluncurkan rentetan rudal ke arah wilayah pendudukan, dengan suara ledakan mengguncang Tel Aviv.
Garda Revolusi Iran mengonfirmasi bahwa untuk pertama kalinya mereka menggunakan rudal balistik hipersonik “Fattah” dalam gelombang ke-11 operasi yang mereka sebut “Janji Tegas 3”.
Dalam pernyataannya, Garda Revolusi menyebut bahwa rudal “Fattah” berhasil menembus sistem pertahanan rudal “Israel” dan mengguncang bunker militer mereka. Mereka menegaskan bahwa serangan ini merupakan pesan tegas terhadap kekuatan palsu yang menopang Tel Aviv, merujuk pada Amerika Serikat yang sebelumnya mengisyaratkan kemungkinan bergabung dalam serangan terhadap Iran.
“Serangan ini menunjukkan bahwa Iran sepenuhnya mengendalikan langit wilayah-wilayah yang diduduki,” ujar juru bicara Garda Revolusi.
Situs militer Army Technology menyebut rudal “Fattah” sebagai salah satu senjata tercanggih dalam arsenal Iran, dengan kecepatan hipersonik mencapai 13–15 Mach, jangkauan hingga 1.400 km, serta sistem pemandu canggih yang memungkinkannya bermanuver dalam dan di luar atmosfer.
Radio militer “Israel” melaporkan bahwa sejak awal konfrontasi, Iran telah menembakkan sekitar 400 rudal balistik ke wilayah pendudukan.

Kebakaran dan Kerusakan
Kementerian Kesehatan “Israel” melaporkan bahwa 94 orang terluka dan dilarikan ke rumah sakit akibat serangan rudal Iran semalam.
Media setempat mengonfirmasi bahwa rudal Iran berhasil menghantam beberapa lokasi karena kegagalan sistem pertahanan udara “Israel” dalam mencegat serangan. Dua gelombang serangan rudal, dengan total sekitar 30 rudal dalam waktu kurang dari satu jam, menyebabkan kerusakan pada sebuah bangunan di wilayah tengah “Israel” dan memicu kebakaran di berbagai area.
Kanal 12 “Israel” melaporkan bahwa serpihan rudal menghantam bangunan di wilayah utara, sementara beberapa kebakaran dilaporkan terjadi di area terbuka akibat jatuhnya rudal atau pecahannya.
Sumber di saluran tersebut juga menyebut bahwa Iran diduga masih memiliki sekitar 1.800 rudal balistik aktif.
Situasi makin mengkhawatirkan dengan laporan dari media Barat dan “Israel” tentang kemungkinan keterlibatan langsung Amerika Serikat. Presiden AS Donald Trump, dalam pernyataan terbaru, menyerukan Iran untuk menyerah tanpa syarat dan mengancam akan menargetkan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
(Samirmusa/arrahmah.id)