GAZA (Arrahmah.id) — Militer Israel telah memulai Operation Gideon’s Chariots atau Operasi Kereta Perang Gideon di Gaza, Palestina. Operasi besar-besaran terbaru dari Israel ditargetkan akan mengusir seluruh warga Gaza tanpa ampun.
Dilansir Al Jazeera (18/5/2025), operasi yang melibatkan tentara regular dan cadangan dari Komando Selatan yang memimpin invasi darat ke Gaza utara dan selatan, didukung juga oleh angkatan udara.
Setelah operasi dilakukan, sumber medis mengatakan kepada Al Jazeera bahwa setidaknya ada 135 orang tewas pada Ahad (18/5) pagi, termasuk 42 orang di wilayah utara Gaza terluka. Sumber tersebut mengatakan lima jurnalis juga ikut menjadi korban dari serangan terbaru itu.
“Setidaknya 464 warga Palestina tewas dalam seminggu terakhir saat militer Israel bersiap untuk mengintensifkan invasi daratnya ke wilayah Palestina meskipun ada kritik internasional. Setidaknya 53.339 warga Palestina tewas dan 121.034 terluka sejak dimulainya perang pada Oktober 2023,” kata Kementerian Kesehatan Gaza.
Pihak Israel melaporkan telah menyerang lebih dari 670 tempat di Gaza dan mengklaim semuanya adalah “target Hamas” yang terletak di atas dan di bawah tanah.
Di antara target tersebut merupakan tiga rumah sakit besar di Gaza. Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara tidak beroperasi lagi pada hari Ahad (18/5) setelah militer Israel mengepungnya sejak dini hari.
Marwan al-Sultan, direktur fasilitas tersebut, yang merupakan rumah sakit umum terakhir yang berfungsi di utara, menggambarkan situasi tersebut sebagai “bencana” dan meminta organisasi internasional untuk mendesak keselamatan tim medis.
Dr. Muhammad Abu Salmiya, direktur Rumah Sakit al-Shifa di Gaza utara, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pengeboman Rumah Sakit Indonesia berdampak serius pada peluang bertahan hidup bagi mereka yang membutuhkan perawatan medis.
Ribuan orang sakit dan terluka bisa meninggal. Dia memperingatkan bahwa donor darah sangat dibutuhkan.
Dr Muhammad Zaqout, direktur jenderal rumah sakit di Gaza, mengecam “tindakan sistematis Israel terhadap rumah sakit”.
“Israel sengaja membunuh orang yang terluka dengan mencegah mereka mencapai rumah sakit dan langsung menargetkan pasien, yang terluka, dan staf medis di dalam rumah sakit,” katanya kepada Al Jazeera.
Ia mengatakan Rumah Sakit al-Awda di Jabalia, Gaza utara, dan Rumah Sakit Gaza Eropa di Gaza selatan juga telah dibom, membahayakan pasien dan staf medis. (hanoum/arrahmah.id)