DAMASKUS (Arrahmah.id) – Hingga saat ini, tidak ada bukti yang dapat diverifikasi bahwa pemerintah Suriah mengintersepsi misil atau drone yang diluncurkan Iran dalam serangannya terhadap ‘Israel’. Informasi yang beredar di media sosial dan sejumlah kanal tidak resmi yang menyebut bahwa Suriah membuka ruang udaranya atau secara aktif menembak jatuh proyektil Iran telah dibantah oleh berbagai sumber kredibel dan tidak pernah dikonfirmasi oleh otoritas Damaskus.
Faktanya, sejumlah intersepsi terhadap proyektil Iran memang terjadi, tetapi dilakukan oleh pasukan Amerika Serikat dan sekutunya yang berada di timur laut Suriah, khususnya di wilayah Hasakah. Intersepsi ini merupakan bagian dari upaya pertahanan mandiri pasukan AS yang memiliki sistem anti-serangan udara sendiri, dan tidak melibatkan koordinasi dengan pihak militer Suriah, sebagaimana dilansir The New Arab pada Senin (16/6/2025).
Sejumlah laporan keliru bahkan menyebut nama Presiden Ahmad asy Syaraa dan mengklaim adanya persetujuan resmi dari pemerintah baru Suriah. Namun klaim ini terbukti palsu, karena tokoh yang disebut tidak pernah dikonfirmasi secara resmi sebagai pemimpin Suriah, dan tidak ada pernyataan yang dapat ditelusuri dari otoritas Suriah mengenai izin penggunaan wilayah udaranya untuk menyerang atau menghalangi Iran.
Dengan demikian, dapat ditegaskan bahwa Suriah mengintersepsi misil Iran di wilayah udaranya, tidak dapat diverifikasi kebenarannya dan segala informasi yang menyebut sebaliknya tidak memiliki dasar fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Intersepsi yang terjadi berasal dari sistem pertahanan pihak asing yang secara sepihak beroperasi di kawasan Suriah. (zarahamala/arrahmah.id)