GAZA (Arrahmah.id) – ‘Israel’ menolak tuduhan kelompok hak asasi manusia Amnesty International pada Selasa (29/4/2025) bahwa mereka melakukan “genosida yang disiarkan langsung” terhadap warga Palestina di Jalur Gaza, dan menepis laporan tersebut sebagai “kebohongan tak berdasar.”
“Organisasi anti-‘Israel’ radikal Amnesty sekali lagi memilih untuk menerbitkan kebohongan tak berdasar terhadap ‘Israel’,” kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan kepada AFP, dengan alasan bahwa ‘Israel’ “berjuang untuk membela diri terhadap Hamas.”
Pasukan ‘Israel’ di Gaza telah melanggar Konvensi Genosida Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan tindakan yang mencakup “menyebabkan kerusakan fisik atau mental yang serius terhadap warga sipil” dan “sengaja menimbulkan kondisi kehidupan yang dimaksudkan untuk menyebabkan kehancuran fisik mereka”, kata kelompok hak asasi manusia itu dalam laporan tahunannya yang diterbitkan pada Senin (28/4).
‘Israel’ telah berulang kali “menolak, menghalangi, dan gagal mengizinkan dan memfasilitasi” akses kemanusiaan ke Gaza, dan menginvasi kota Rafah di selatan, meskipun ada peringatan dari komunitas internasional dan Mahkamah Internasional tentang “dampak buruk yang akan ditimbulkannya pada penduduk sipil”, katanya.
Serangan udara ‘Israel’ juga sering menghantam warga sipil yang mengikuti perintah evakuasi, sementara pasukannya terus “menahan secara sewenang-wenang dan, dalam beberapa kasus, secara paksa menghilangkan warga Palestina”, kata kelompok hak asasi manusia tersebut.
“Sejak 7 Oktober 2023… dunia telah menjadi penonton genosida yang disiarkan langsung,” kata sekretaris jenderal Amnesty, Agnes Callamard, dalam pengantar laporan tersebut.
“Negara-negara hanya bisa menyaksikan seolah tak berdaya, saat ‘Israel’ membunuh ribuan warga Palestina, memusnahkan seluruh keluarga multigenerasi, menghancurkan rumah, mata pencaharian, rumah sakit, dan sekolah.”
‘Israel dan “sekutu-sekutunya yang kuat, terutama Amerika Serikat, mengklaim atau bertindak seolah-olah hukum internasional tidak berlaku bagi mereka”, kata Callamard.
Lebih dari 52.300 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah dibunuh oleh pasukan ‘Israel’ di Gaza sejak 7 Oktober 2023, menurut Kementerian Kesehatan Palestina. (zarahamala/arrahmah.id)