GAZA (Arrahmah.id) – Korban tewas akibat genosida ‘Israel’ di Gaza telah mencapai 48.189, dengan 111.640 orang terluka, menurut Kementerian Kesehatan pada Ahad (9/2/2025). Kementerian tersebut juga melaporkan bahwa mayat dan sisa kerangka warga Palestina ditemukan di wilayah yang disebut “Koridor Netzarim”, usai penarikan pasukan ‘Israel’. Koridor Netzarim adalah sebuah koridor militer ‘Israel’ yang dibuat dengan menghancurkan seluruh permukiman di Gaza tengah.
Dalam laporan hariannya, kementerian menyatakan bahwa delapan warga Palestina lagi tewas dalam 24 jam terakhir, termasuk tujuh yang jenazahnya ditemukan di bawah reruntuhan dan satu orang yang meninggal karena luka-luka yang diderita selama serangan ‘Israel’.
Kementerian memperingatkan bahwa banyak korban masih terjebak di bawah bangunan yang runtuh dan di area terbuka, tetapi tim ambulans dan penyelamat tidak dapat menjangkau mereka karena pembatasan yang diberlakukan ‘Israel’.
Sumber-sumber Palestina mengonfirmasi penemuan mayat dan kerangka di koridor Netzarim, yang ditinggalkan oleh pasukan ‘Israel’ sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata. Rekaman yang dirilis oleh Shehab News Agency mengungkap kehancuran yang meluas di Netzarim, Al-Maghraqa, dan Juhar al-Dik.
⚠️TW: Decapitated heads, rotting corpses, hacked bodies, skeletal remains discovered in the “Netzarim corridor” after the IDF withdrew today
Israelis soldiers barbecued, played football & threw parties in that same corridor, right next to piles of Gazans they savagely murdered! pic.twitter.com/MY8tALy7ai
— Muhammad Shehada (@muhammadshehad2) February 9, 2025
Tentara ‘Israel’ sebelumnya telah menyelesaikan penarikan mereka dari koridor Netzarim, yang telah membagi Jalur Gaza selama berbulan-bulan. Kementerian Dalam Negeri Palestina di Gaza menyatakan bahwa pergerakan melalui Jalan Salah al-Din dan Rashid tetap dibatasi, dengan kendaraan yang diperiksa sebelum diizinkan melewati Jalan Salah al-Din. Jalan Rashid hanya terbuka untuk pejalan kaki.
Meskipun kesepakatan gencatan senjata telah berlaku, pasukan ‘Israel’ terus menargetkan warga Palestina melalui serangan udara dan tembakan sniper. Pada Ahad (9/2), tentara ‘Israel’ mengklaim telah menembak “sejumlah tersangka” di Gaza utara.
Juru bicara Hamas, Abdul Latif al-Qanou, menuduh ‘Israel’ menghalangi ketentuan kemanusiaan dalam kesepakatan gencatan senjata, terutama masuknya tenda, bahan bakar, dan peralatan berat. Dia menyerukan kepada mediator untuk menekan Israel agar mematuhi kesepakatan guna memastikan pengiriman pasokan medis dan bantuan penting.
Pada Jumat (7/2), kepala Kantor Media Pemerintah Gaza, Salama Maarouf, mengatakan situasi kemanusiaan tetap kritis, dengan otoritas ‘Israel’ menunda pengiriman bantuan. Sejak 19 Januari, hanya 8.500 truk yang membawa bantuan yang masuk ke Gaza, meskipun kesepakatan mengizinkan 12.000 truk.
Kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan ‘Israel’ mulai berlaku pada 19 Januari dan diharapkan berlangsung selama 42 hari. Negosiasi untuk fase selanjutnya masih berlangsung, dengan mediasi dari Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat. (zarahamala/arrahmah.id)