BAGHDAD (Arrahmah.id) — Milisi Syiah Irak yang didukung Iran, Kataib Hizbullah, pada Ahad (15/6/2025) menginginkan Amerika Serikat (AS) tidak ikut campur dalam konflik Israel-Iran yang sedang berlangsung.
“Kami memantau dengan saksama pergerakan tentara AS di kawasan ini. Jika AS mengintervensi perang, kami akan bertindak langsung terhadap kepentingan dan pangkalannya di kawasan ini tanpa ragu,” kata Abu Hussein al-Hamidawi, sekretaris jenderal kelompok itu, dikutip dari Middle East Monitor (16/6).
Kedutaan Besar AS di Baghdad pada Ahad mengatakan bahwa pihaknya menyadari “meningkatnya potensi kekerasan atau serangan yang terinspirasi oleh organisasi teroris asing terhadap bisnis dan lokasi yang sering dikunjungi oleh warga negara AS.”
Kedutaan itu mendesak warga AS di Irak untuk menghindari lokasi-lokasi yang sering dikunjungi oleh orang asing dan pertemuan atau kerumunan besar.
Pada Jumat (13/6) dini hari waktu setempat, Israel melancarkan serangkaian serangan udara terkoordinasi yang menargetkan lokasi-lokasi strategis di seluruh Iran.
Kedua belah pihak telah saling bertukar serangan beberapa kali sejak saat itu, menyebabkan kerusakan dan jatuhnya korban.
Pada Februari 2024, militer AS melancarkan sebuah serangan di Irak dan menewaskan seorang komandan Kataib Hizbullah, yang dianggap “bertanggung jawab atas perencanaan langsung dan berpartisipasi dalam serangan terhadap pasukan AS di kawasan tersebut.”
Serangan itu merupakan bagian dari pembalasan AS atas serangan drone terhadap pangkalan militer AS di Yordania pada Januari 2024, yang menewaskan tiga tentara AS dan melukai lebih dari 40 lainnya. (hanoum/arrahmah.id)