PYONGYANG (Arrahmah.id) – Sekitar 600 tentara Korea Utara telah terbunuh dalam perang Rusia di Ukraina, anggota parlemen Korea Selatan mengatakan, mengutip para pejabat intelijen.
Berbicara setelah pengarahan tertutup oleh Badan Intelijen Nasional (NIS) pada Rabu (30/4/2025) Lee Seong-kweun dan Kim Byung-kee mengatakan kepada para wartawan bahwa sekitar 4.700 orang Korea Utara telah terbunuh atau terluka sejauh ini dalam perang tersebut, lansir Al Jazeera.
Lee dan Kim, yang menjadi ketua bersama komite intelijen legislatif, menyampaikan komentar mereka dua hari setelah Pyongyang mengonfirmasi untuk pertama kalinya bahwa mereka telah mengirim pasukan ke Rusia untuk mendukung perang Moskow.
Dalam sebuah laporan dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) pada Senin, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dikutip mengatakan bahwa ia telah memerintahkan pengiriman pasukan untuk “memusnahkan dan memusnahkan penjajah neo-Nazi Ukraina dan membebaskan wilayah Kursk dengan bekerja sama dengan angkatan bersenjata Rusia”.
Angka korban terbaru ini menandai lompatan signifikan dari penjelasan NIS kepada anggota parlemen pada Januari, ketika badan mata-mata tersebut dilaporkan mengatakan bahwa sekitar 300 tentara Korea Utara telah terbunuh dalam konflik tersebut.
Dalam penjelasan singkat mereka kepada wartawan, Lee dan Kim, anggota Partai Kekuatan Rakyat yang konservatif dan Partai Demokratik yang liberal, mengatakan bahwa NIS memperkirakan bahwa Pyongyang telah mengerahkan sekitar 15.000 tentara secara keseluruhan.
Para anggota parlemen juga mengatakan bahwa Pyongyang tampaknya telah menerima bantuan teknis satelit mata-mata sebagai imbalan atas bantuannya, serta pesawat tak berawak, peralatan perang elektronik, dan rudal permukaan-ke-udara SA-22.
“Setelah enam bulan berpartisipasi dalam perang, militer Korea Utara telah menjadi lebih baik, kemampuan tempurnya telah meningkat secara signifikan karena mereka terbiasa menggunakan senjata baru seperti drone,” kata Lee kepada wartawan. (haninmazaya/arrahmah.id)