TEHERAN (Arrahmah.id) – Iran menyebut gelombang serangan “Israel” pada Jumat (13/6/2025) sebagai “deklarasi perang”, setelah militer “Israel” menyerang sekitar 100 target termasuk fasilitas nuklir dan menewaskan tokoh-tokoh senior, di antaranya kepala angkatan bersenjata dan ilmuwan nuklir terkemuka.
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan “Israel” bahwa mereka akan menghadapi nasib yang “pahit dan menyakitkan” atas serangan-serangan tersebut, sementara militer Iran mengatakan bahwa “tidak ada batasan” untuk responnya.
Dalam sebuah surat kepada PBB, Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi menggambarkan serangan “Israel” sebagai sebuah “deklarasi perang,” dan “meminta Dewan Keamanan untuk segera menangani masalah ini,” kata kementerian tersebut, seperti dilaporkan AFP.
Militer “Israel” mengatakan bahwa Iran meluncurkan sekitar 100 pesawat tak berawak, dan pertahanan udara mencegatnya di luar wilayah “Israel”, sementara negara tetangganya, Yordania, mengatakan bahwa mereka mencegat pesawat tak berawak dan rudal-rudal yang melanggar wilayah udaranya.
Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada Fox News bahwa ia telah mengetahui serangan “Israel” tersebut, yang menurut “Israel” melibatkan 200 jet tempur. Trump juga menekankan bahwa Teheran “tidak dapat memiliki bom nuklir.”
Amerika Serikat menggarisbawahi bahwa mereka tidak terlibat dalam aksi “Israel” dan memperingatkan Iran untuk tidak menyerang personil atau kepentingannya, tetapi Teheran mengatakan Washington akan “bertanggung jawab atas konsekuensinya.”
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa “Israel” menyerang “jantung program pengayaan nuklir Iran,” dengan membidik para ilmuwan nuklir dan fasilitas pengayaan uranium bawah tanah utama di Natanz.
Serangan tersebut akan “berlanjut selama beberapa hari,” kata pemimpin “Israel”, sementara pihak militer mengatakan bahwa informasi intelijen menunjukkan bahwa Iran mendekati “titik tanpa harapan” dalam program nuklirnya.
Serangan-serangan tersebut menewaskan perwira militer tertinggi Iran, kepala staf angkatan bersenjata Mohammad Bagheri, dan kepala Garda Revolusi, Hossein Salami, demikian laporan media Iran.
Khamenei dengan cepat menunjuk komandan-komandan baru untuk menggantikan mereka yang terbunuh, sementara media pemerintah mengatakan bahwa seorang penasihat senior pemimpin tertinggi juga terluka.
Menteri Pertahanan “Israel”, Israel Katz, mengatakan bahwa “penargetan yang tepat terhadap para komandan senior, mengirimkan pesan yang kuat dan jelas: mereka yang bekerja untuk kehancuran ‘Israel’ akan disingkirkan.”
Foto-foto AFP menunjukkan sebuah lubang menganga di sisi bangunan perumahan di Teheran yang tampaknya telah mengalami serangan yang ditargetkan dan terlokalisasi.
Media pemerintah Iran mengatakan bahwa warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, tewas. Kantor Berita Tasnim mengatakan enam ilmuwan nuklir termasuk di antara korban tewas.
Jalan-jalan di Teheran tampak sepi kecuali antrian di pom bensin, sebuah pemandangan yang biasa terjadi pada saat krisis. (haninmazaya/arrahmah.id)