DAMASKUS (Arrahmah.id) — Amerika Serikat (AS) mengkritik keras keputusan pemerintah Suriah yang telah menunjuk Ahmad al Hayes ke posisi komandan divisi tentara di Suriah utara. Kritikan itu dilontarkan lantaran Hayes terkenal dengan pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu dan telah dinyatakan penjahat perang oleh AS.
“Keputusan otoritas sementara untuk menunjuk orang ini, yang memiliki rekam jejak panjang pelanggaran hak asasi manusia dan melemahkan misi kami untuk mengalahkan kelompok militan Islamic state (ISIS), ke posisi resmi adalah kesalahan serius,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Tammy Bruce, dikutip dari The Cradle (11/5/2025).
“AS tidak mendukung penunjukan tersebut,” imbuhnya.
Suriah saat ini dipimpin oleh pemerintahan sementara yang dipimpin oleh Presiden de facto Ahmad asy Syaraa, mantan komandan Jabhah Nusrah yang mengambil alih kekuasaan pada bulan Desember setelah menggulingkan pemerintahan mantan presiden Bashar al Assad.
Hayes, yang juga dikenal sebagai Abu Hatem Shaqra, adalah pemimpin Ahrar al Sharqiya, cabang dari Ahrar al Sham yang didukung Turki.
Menurut AS, Hayes turut serta dalam pembunuhan seorang politikus perempuan Kurdi, Hevrin Khalaf, pada tahun 2019. Sebuah video yang memperlihatkan dia dibunuh di pinggir jalan setelah ditarik dari mobil SUV-nya menjadi viral dan menuai kecaman internasional.
Pada tahun 2021, AS menjatuhkan sanksi kepada Hayes, menuduhnya melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang serius, termasuk perdagangan perempuan dan anak-anak Yazidi, dan adanya hubungan dengan ISIS.
Kementerian Pertahanan Suriah awal bulan ini menunjuk Hayes sebagai komandan Divisi ke-86 yang beroperasi di Deir Ezzor, Hasakah, dan Raqqa, yang mencakup wilayah-wilayah di bawah kendali pemerintahan Kurdi di timur laut Suriah.
“Bagaimana mungkin seseorang yang melakukan pembunuhan dan memutilasi tubuh korban politik diberi jabatan resmi?” kata Adalat Omar, kepala Badan Koordinasi Perempuan di pemerintahan Rojava, North Press Agency melaporkan.
“Pengadilan Suriah harus memenuhi tanggung jawabnya dan memastikan keadilan bagi para korban konflik Suriah dengan mengadili mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan perang,” tambahnya.
Juru bicara Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi, Farhad Shami, mengatakan promosi Hayes adalah langkah yang tidak dapat diterima yang akan menodai lembaga-lembaga negara dan menyerukan agar dia dituntut. (hanoum/arrahmah.id)