WASHINGTON (Arrahmah.id) – Presiden AS Donald Trump mengumumkan penghentian segera terhadap upaya pelonggaran sanksi terhadap Iran. Keputusan itu ia ambil sebagai respons atas pernyataan Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, yang mengklaim telah meraih kemenangan atas Israel dalam perang terbaru.
Dalam konferensi pers, Trump menuding Khamenei berbohong.
“Dia tahu mereka tidak memenangkan apa-apa,” kata Trump. “Dia babak belur. ‘Israel’ juga kena. Keduanya sama-sama melampiaskan kebencian.”
Trump memperingatkan bahwa AS bisa saja kembali menggempur Iran jika negara itu melanjutkan pengayaan uranium. Ia mengaku tidak khawatir dengan keberadaan situs nuklir tersembunyi. “Satu-satunya hal yang ada di pikiran orang Iran saat ini adalah program nuklir mereka,” ujar Trump.
Ia mendesak Iran untuk kembali bergabung dengan tatanan global, atau bersiap menghadapi konsekuensi yang lebih buruk.
“Aku menyelamatkan Ayatollah dari kematian brutal,” klaim Trump. “Seharusnya dia bilang, ‘Terima kasih, Presiden Trump.’”
Beberapa jam sebelumnya, Khamenei menyampaikan pidato pertamanya sejak berakhirnya perang 12 hari antara Iran dan ‘Israel’. Ia menyatakan bahwa Iran telah mengalahkan “entitas Zionis palsu” dan memberikan “tamparan keras” kepada Amerika Serikat.
Khamenei menyebut bahwa AS ikut campur dalam perang demi mencegah kehancuran total ‘Israel’, namun gagal mencapai tujuannya. Ia mengejek reaksi Trump terhadap perang tersebut, menyebutnya sebagai sandiwara berlebihan demi keuntungan politik semata.
“Ya, AS memang membombardir situs nuklir,” kata Khamenei, “tapi hasilnya tidak seberapa.” Ia memperingatkan bahwa setiap serangan di masa depan terhadap Iran akan dibalas dengan serangan ke pangkalan-pangkalan militer AS.
Ia juga menolak mentah-mentah tuntutan Trump atas “penyerahan tanpa syarat”.
“Iran, dengan sejarah dan budaya yang dalam, takkan pernah tunduk pada bahasa seperti itu,” tegasnya.
Pada 13 Juni lalu, ‘Israel’, dengan dukungan AS, melancarkan serangan selama 12 hari ke Iran, menargetkan lokasi militer, fasilitas nuklir, hingga kawasan sipil. Menurut Kementerian Kesehatan Iran, serangan ini menewaskan 606 orang dan melukai lebih dari 5.000 lainnya.
Iran membalas dengan meluncurkan rudal balistik dan drone, banyak di antaranya berhasil menembus pertahanan udara ‘Israel’. Serangan balasan tersebut menewaskan 28 warga pemukim dan melukai lebih dari 3.000 orang, menurut data dari pemerintah ‘Israel’, yang dikenal sering mengecilkan jumlah korbannya.
Perang ini menjadi bentrokan langsung paling berbahaya yang pernah terjadi antara kedua pihak. (zarahamala/arrahmah.id)