GAZA (Arrahmah.id) — Pemimpin Al Qaeda Semenanjung Arab Peninsula (AQAP), Saad bin Atef al-Awlaki, melontarkan ancaman langsung terhadap Presiden AS Donald Trump dan miliarder teknologi Elon Musk, sebagai respons atas dukungan Amerika Serikat terhadap perang Israel di Gaza.
“Tidak ada garis merah setelah apa yang telah dan sedang terjadi pada rakyat kami di Gaza,” ujar al-Awlaki dalam video berdurasi 34 menit yang disebarkan Al-Malahem Media, dikutip dari Al Jazeera (7/6/2025).
Al-Awlaki menegaskan bahwa “pembalasan adalah sah”, Merujuk pada serangan terhadap simbol-simbol AS dan Israel atas kehancuran yang dialami warga Palestina.
Dalam pesannya, ia juga mengirim kepada para “serigala tunggal” untuk melakukan pembunuhan terhadap para pemimpin di Mesir, Yordania, dan negara-negara Teluk Arab.
Pesan video itu memuat gambar Trump, Musk, Wakil Presiden AS JD Vance, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Menteri Pertahanan Pete Hegseth, serta logo perusahaan-perusahaan milik Musk, termasuk Tesla. Pesan tersebut menandai eskalasi signifikan dalam retorika kelompok militan terhadap para tokoh AS yang dianggap mendukung serangan Israel.
Al-Awlaki, yang menjadi pemimpin AQAP sejak 2024 menggantikan Khalid Batarfi, saat ini menjadi buronan dengan imbalan $6 juta dari pemerintah AS. Washington menyatakan bahwa ia telah “secara terbuka melakukan serangan terhadap Amerika Serikat dan sekutunya.”
AQAP merupakan faksi gabungan Al-Qaeda dari Yaman dan Arab Saudi yang terbentuk sejak 2009. Meskipun sempat dianggap berakhir akibat konflik internal dan serangan drone AS, AQAP tetap dipandang sebagai salah satu cabang Al-Qaeda yang paling aktif dan berbahaya pasca terbunuhnya Osama bin Laden.
Kelompok ini termasuk memiliki 3.000 hingga 4.000 anggota aktif dan pasif, berdasarkan laporan pakar PBB, dan mendapatkan dana melalui meminjaman bank, penyelundupan senjata, pemalsuan uang, hingga pencurianan untuk tebusan.
Al-Awlaki juga berusaha menyaingi popularitas kelompok Houthi yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman. Houthi sendiri mendapat sorotan luas karena melancarkan serangan rudal terhadap Israel dan kapal dagang di Laut Merah, sebagai bentuk dukungan terhadap Gaza.
“Saat kelompok Houthi meraih simpati sebagai pemimpin ‘perlawanan dunia Arab dan Muslim’ terhadap Israel, al-Awlaki mencoba menyaingi dominasi mereka dengan menampilkan dirinya sebagai pihak yang juga peduli pada situasi Gaza,” ujar analis keamanan Yaman, Mohammed al-Basha, seperti dikutip Al-Jazeera.(hanoum/arrahmah.id)