JAKARTA (Arrahmah.id) – Media sosial di Indonesia dan Malaysia heboh akibat beredarnya dua video AI berjudul “Hari Pertama Masuk Neraka” dan “Hari Kedua di Neraka”.
Video pendek berdurasi 9 hingga 41 detik ini menggambarkan karakter-karakter yang tampak “bersenang-senang” di neraka, bahkan menggunakan bahasa gaul seperti:
“Hari pertama di neraka guys, bareng teman lama gw, ternyata masuk neraka juga” dan
“Liburan dulu guys, nyobain mandi lava, ternyata seru juga, panasnya mantul.”
Utang Ranuwijaya, Ketua MUI Bidang Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan, mengecam video tersebut sebagai bentuk pendangkalan akidah dan penodaan agama.
Utang menegaskan bahwa gambaran neraka tidak dapat disederhanakan atau diolok-olok karena merupakan gaib dan sangat dahsyat, panasnya disebut 70 kali lebih panas daripada api dunia .
Utang menambahkan bahwa pembuat video dapat dijerat dengan UU ITE, UU PNPS No. 1/1965, dan KUHP Pasal 156a karena telah “menyesatkan umat dan menodai ajaran agama.”
MUI juga meminta agar video tersebut dihapus dan dilakukan penegakan hukum terhadap pembuatnya.
Tokoh agama Malaysia, Ustaz Azhar Idrus, menyatakan bahwa jika pembuat video itu seorang Muslim, maka dia telah keluar dari Islam (murtad) karena telah “meringankan janji dan azab Allah”
Ulama dan tokoh keagamaan lain, seperti Ustaz Adi Hidayat, juga menegaskan bahwa neraka bukan bahan lelucon dan mestinya mengingatkan bukan dijadikan bahan “wisata seru”.
Dalam cuplikan ceramah yang beredar luas beberapa hari terakhir, Ustadz Adi Hidayat menegaskan keheranannya atas munculnya tren “wisata neraka” yang dihasilkan melalui teknologi AI:
“Saya tuh bingung ya, neraka kok dijadikan candaan, padahal neraka itu ditampilkan dalam Al‑Qur’an sebagai ancaman yang sangat mengerikan,” ungkap ustadz Adi Hidayat.
(ameera/arrahmah.id)