JAKARTA (Arrahmah.id) – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, memberikan klarifikasi terkait petikan pernyataannya yang sempat menyebut bahwa tidak ada alasan Indonesia membenci “Israel” jika Palestina merdeka. Klarifikasi ini muncul setelah adanya kesalahpahaman akibat potongan pernyataan yang kurang utuh.
Sudarnoto menegaskan bahwa sikap MUI dan dirinya secara pribadi terhadap normalisasi hubungan diplomatik Indonesia dengan “Israel” tidak pernah berubah, yakni menolak. “Sikap saya sejak dulu soal normalisasi Indonesia dengan ‘Israel’ tidak pernah berubah: saya menolak. Pernyataan ini bisa ditelusuri di banyak media sejak awal isu ini mencuat,” tegasnya.
Ia menambahkan, sebaiknya Presiden RI tidak membicarakan soal normalisasi, tetapi lebih fokus pada prioritas penting saat ini, yaitu penarikan seluruh pasukan “Israel” dari wilayah Palestina, penghentian genosida dan penghancuran, pengembalian tanah yang direbut, penegakan hukum internasional terhadap “Israel”, penangkapan Netanyahu sesuai amar ICC, serta kemerdekaan penuh bagi Palestina.
“Indonesia bersama negara-negara lain perlu memainkan peran strategis dalam upaya ini,” ujarnya.
Sudarnoto juga mengingatkan bahwa MUI tetap mendukung pemerintah dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan menghapus penjajahan “Israel”, sesuai amanat Pembukaan UUD 1945 dan hasil Ijtima’ Ulama serta Fatwa MUI.
Meski demikian, ia meminta maaf jika pernyataannya yang dipotong-potong menyebabkan salah pengertian. “Terima kasih atas perhatian semua pihak, mari kita terus perjuangkan Gaza dan Palestina. Ini tugas mulia. Nasrun minallah wa fathun qarib. Allahul musta’an,” tutupnya.
Ia juga mengizinkan penjelasan ini disebarluaskan, dan jika belum diterima, menyerahkan pada kehendak Allah. “Inna Allaha ‘alimun bashiir,” pungkas Sudarnoto.
(Samirmusa/arrahmah.id)