DAMASKUS (Arrahmah.id) – Lebih dari dua juta warga Suriah yang telah meninggalkan rumah mereka selama perang di negara mereka telah kembali sejak penggulingan Bashar Assad, kepala badan pengungsi PBB Filippo Grandi mengatakan pada Kamis (19/6/2025), menjelang kunjungannya ke Suriah.
Perang Suriah, yang meletus pada 2011 dengan penindasan brutal Assad terhadap protes-protes anti-pemerintah, membuat separuh dari penduduknya mengungsi ke dalam atau ke luar negeri.
Namun penggulingan Assad pada 8 Desember di tangan pasukan Islamis memicu harapan untuk kembali.
“Lebih dari dua juta pengungsi Suriah dan mereka yang terlantar telah kembali ke rumah sejak Desember,” tulis Grandi di X saat berkunjung ke negara tetangga Lebanon, yang menampung sekitar 1,5 juta pengungsi Suriah, menurut perkiraan resmi, seperti dilansir AFP.
Ini adalah “sebuah tanda harapan di tengah meningkatnya ketegangan regional,” katanya.
“Ini membuktikan bahwa kita membutuhkan solusi politik -bukan gelombang ketidakstabilan dan pengungsian.”
Setelah 14 tahun perang, banyak pengungsi yang kembali menghadapi kenyataan bahwa rumah dan harta benda mereka rusak parah atau hancur.
Namun dengan pencabutan sanksi-sanksi Barat terhadap Suriah baru-baru ini, pemerintah baru berharap akan dukungan internasional untuk meluncurkan rekonstruksi, yang diperkirakan PBB dapat menelan biaya lebih dari 400 miliar dolar AS.
Awal bulan ini, UNHCR memperkirakan bahwa hingga 1,5 juta warga Suriah yang berada di luar negeri dan dua juta pengungsi internal akan kembali ke Suriah pada akhir tahun 2025. (haninmazaya/arrahmah.id)