NEW YORK (Arrahmah.id) – Dewan direksi independen Ben & Jerry’s menyebut perang ‘Israel’ yang sedang berlangsung di Gaza sebagai genosida, dan bergabung dengan suara-suara di seluruh dunia dalam mengutuk serangan tersebut.
“Ben & Jerry’s percaya pada hak asasi manusia dan mengadvokasi perdamaian, dan kami bergabung dengan mereka di seluruh dunia yang mengecam genosida di Gaza,” kata dewan tersebut dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Reuters.
“Kami mendukung siapa saja yang menyuarakan penolakan terhadap genosida di Gaza, mulai dari penandatangan petisi, pengunjuk rasa jalanan, hingga mereka yang berisiko ditangkap.”
Awal bulan ini, salah satu pendiri Ben & Jerry’s dan enam pengunjuk rasa anti-genosida lainnya ditangkap setelah mengganggu sidang Senat AS untuk memprotes dukungan Washington terhadap serangan ‘Israel’ di Gaza.
“Kongres membunuh anak-anak miskin di Gaza dengan membeli bom dan membayarnya dengan mengeluarkan anak-anak dari Medicaid di AS,” kata Cohen.
Cohen dan salah seorang pendiri Ben & Jerry’s, Jerry Greenfield, terkenal karena aktivisme progresif mereka, termasuk penentangan terhadap perang ‘Israel’ di Gaza dan kebijakan di Tepi Barat yang diduduki.
Dalam wawancara dengan mantan pembawa acara Fox News Tucker Carlson awal bulan ini, Cohen, yang beragama Yahudi, mengatakan AS memiliki “hubungan aneh” dengan ‘Israel’ yang melibatkan Washington “menyediakan senjata untuk genosida”.
“Saat ini, menjadi warga Amerika berarti kita adalah pengekspor senjata terbesar di dunia, kita memiliki militer terbesar di dunia, kita mendukung pembantaian orang-orang di Gaza,” kata Cohen.
“Jika ada yang memprotes pembantaian orang-orang di Gaza, kami akan menangkap mereka. Apa yang diperjuangkan negara kami?”
Pernyataan dewan independen itu mengancam akan memperdalam perselisihan antara Ben & Jerry’s dan Unilever. Kedua pihak telah berselisih pendapat mengenai ‘Israel’ dan Gaza selama berbulan-bulan.
Selama bertahun-tahun, pimpinan Ben & Jerry’s bersikap kritis terhadap pendudukan ‘Israel’. Pada 2021, perusahaan tersebut mengatakan akan berhenti menjual es krimnya di wilayah pendudukan.
“Kami yakin bahwa penjualan es krim Ben & Jerry di Wilayah Palestina yang Diduduki tidak sesuai dengan nilai-nilai yang kami anut,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan saat itu.
Ben & Jerry’s menggugat pemiliknya tahun lalu atas upayanya untuk membungkamnya terkait Gaza dan mengkritik Presiden AS Donald Trump.
Seorang juru bicara Unilever mengatakan bahwa komentar tersebut mencerminkan pandangan dewan misi sosial independen Ben & Jerry’s, dan tidak berbicara mewakili orang lain selain diri mereka sendiri.
“Kami menyerukan perdamaian di wilayah tersebut dan keringanan bagi semua orang yang hidupnya terkena dampak,” kata juru bicara tersebut, menurut Reuters. (zarahamala/arrahmah.id)