WASHINGTON (Arrahmah.id) – Presiden AS Donald Trump pada Ahad (22/6/2025) menyatakan bahwa serangan udara Amerika terhadap fasilitas nuklir Iran adalah “sukses total.” Ia mengklaim bahwa fasilitas-fasilitas tersebut telah “dihancurkan sepenuhnya, total tanpa sisa.”
Namun, penilaian militer dari pihak AS dan ‘Israel’ memberikan gambaran yang berbeda.
Seorang pejabat senior AS, yang dikutip oleh New York Times, mengonfirmasi bahwa situs Fordow, fasilitas nuklir Iran yang paling terlindungi, tidak hancur. Meski begitu, ia menyebut situs itu “rusak parah” dan telah “disingkirkan dari permainan.” Menurutnya, bahkan 12 bom penghancur bunker sekalipun tidak mampu menghancurkan Fordow secara menyeluruh.
Penilaian awal dari pihak ‘Israel’ juga sejalan dengan itu. Dua pejabat ‘Israel’ mengatakan bahwa situs tersebut mengalami kerusakan berat, tetapi masih berdiri tegak. Mereka percaya bahwa Iran sempat memindahkan uranium dan peralatan penting dari Fordow sesaat sebelum serangan dilakukan.
AS menjatuhkan bom seberat 30.000 pon, yang dirancang khusus untuk menembus bunker, ke tiga situs nuklir, termasuk Fordow. Citra satelit terbaru menunjukkan adanya lubang di permukaan tanah dan tanah yang terganggu di sekitar zona serangan. Gambar-gambar ini diambil oleh Planet Labs tak lama setelah pengeboman.
Maxar Technologies juga merilis foto dari area tersebut. Foto menunjukkan 16 truk kargo berada di dekat salah satu pintu masuk ke Fordo. Para analis di Open Source Centre di London meyakini bahwa Iran mungkin telah bersiap menghadapi kemungkinan serangan dengan memindahkan material-material penting lebih dulu.
Intelijen ‘Israel’ memantau situs itu secara ketat dalam beberapa hari menjelang serangan. Para pejabat menduga bahwa pergerakan kargo sebelum pengeboman menandakan bahwa Iran telah menyadari serangan akan segera terjadi.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah Iran masih “menghitung besarnya kerusakan.” (zarahamala/arrahmah.id)