WASHINGTON (Arrahmah.id) – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa militer AS telah melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap tiga fasilitas nuklir Iran, yakni Fordow, Natanz, dan Isfahan. Serangan ini terjadi setelah sejumlah pesawat pembom siluman B-2 Spirit lepas landas dari pangkalan militer di AS dan menempuh perjalanan melintasi Samudra Pasifik menuju Iran.
Trump mengklaim bahwa seluruh target telah berhasil dihantam, dengan situs utama di Fordow dijatuhi “muatan penuh” bom penghancur bunker. Ia menyatakan bahwa fasilitas tersebut kini “telah berakhir” dan tidak lagi dapat digunakan.
“Tidak ada tentara lain di dunia yang mampu melakukan ini selain militer Amerika,” kata Trump dalam pernyataannya. Ia menambahkan, “Sekarang adalah waktunya untuk damai. Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini.”
Trump menyerukan agar Iran segera menghentikan perang, seraya menyebut momen ini sebagai “titik balik bersejarah bagi Amerika, ‘Israel’, dan dunia”. Ia juga memperingatkan bahwa jika Iran tidak menghentikan perlawanan, maka serangan berikutnya akan dilakukan dengan kekuatan yang lebih besar.
Serangan Fordow: 30 Ton Bom Dihujankan
Menurut laporan Fox News, dua bom diarahkan ke pintu masuk fasilitas Fordow, sementara total enam bom penghancur bunker digunakan dalam serangan tersebut. Sumber dari Pentagon yang dikutip The New York Times menyebut bahwa bom seberat 30.000 pon dijatuhkan ke fasilitas tersebut, dan penilaian awal menunjukkan bahwa Fordow kini tak lagi berfungsi.
Media “Israel” melaporkan bahwa sekitar 30 ton bahan peledak dijatuhkan ke situs nuklir tersebut oleh pembom Amerika.
“Israel” dan Kongres Diberi Tahu Sebelumnya
Situs Axios mengutip seorang pejabat “Israel” yang menyebut bahwa Tel Aviv telah menerima pemberitahuan dari pemerintahan Trump sebelum serangan dilakukan. Jaringan NBC juga melaporkan bahwa para pimpinan Senat dan DPR AS telah mendapat pengarahan resmi mengenai serangan tersebut.
Sementara itu, jaringan CNN melaporkan bahwa Trump berharap serangan ini akan mendorong Iran kembali ke meja perundingan. CBS News menyebut bahwa AS telah memberi tahu Iran melalui saluran diplomatik bahwa serangan tersebut adalah batas dari rencana militer Washington, dan bahwa mereka tidak berniat menggulingkan pemerintahan di Teheran.
Iran: Lokasi Sudah Lama Kosong
Di sisi Iran, penasihat strategis Ketua Parlemen menyatakan bahwa fasilitas di Fordow, Natanz, dan Isfahan telah dikosongkan sejak lama.
Pemerintah Provinsi Isfahan juga menyebut bahwa dua fasilitas di wilayahnya menjadi sasaran serangan. Sistem pertahanan udara di Isfahan dan Kashan disebut berhasil menghadang beberapa target, dengan ledakan terdengar di berbagai lokasi.
Kantor berita IRNA melaporkan bahwa situs-situs yang diserang tidak mengandung bahan radioaktif berbahaya. Dalam laporan terpisah, The Times menyatakan bahwa Amerika memerlukan izin dari Inggris untuk menggunakan Pangkalan Diego Garcia, karena wilayah tersebut berada di bawah yurisdiksi Inggris.
(Samirmusa/arrahmah.id)