FERGANA (Arrahmah.id) — Para pemuda musli memprotes perlakuan polisi Uzbekistan yang memblokir pintu masuk masjid dan mencegah sekelompok pemuda Muslim melaksanakan shalat Jumat di distrik Buvaida, wilayah Fergana, pekan lalu. Warga sekitar membenarkan bahwa para pemuda tersebut hanya ingin salat, namun masjid ditutup untuk mereka dan diawasi aparat penegak hukum.
Dilansir TGStat (20/5/2025), sebelumnya, di Fergana dan Tashkent, pasukan keamanan telah mengusir anak-anak di bawah umur dari masjid selama shalat malam di bulan Ramadjan. Alasan mereka bahwa berdasarkan undang-undang anak-anak dilarang berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan.
Langkah-langkah ini dibuat berdasarkan pembatasan legislatif yang diperketat setelah Shavkat Mirziyoyev menandatangani undang-undang yang melarang pendidikan agama apa pun bagi mereka yang berusia di bawah 18 tahun.
Orang tua dan wali yang melanggar larangan ini akan menghadapi hukuman berat – denda yang melebihi gaji rata-rata, atau penahanan administratif hingga 15 hari.
Mengomentari situasi tersebut, pakar masalah agama Uzbekistan Abdurakhim Kadyrov berpihak pada pasukan keamanan. Menurutnya, penerapan hukum tersebut benar karena anak-anak di bawah umur memang diputuskan terlarang mengikuti ritual keagamaan. (hanoum/arrahmah.id)