KABUL (arrahmah.id) — Otoritas Taliban atau Imarah Islam Afghanistan (IIA) menepis pernyataan terbaru yang disampaikan oleh Anggota Kongres Amerika Serikat (AS) Bill Huizenga, yang menyebutkan bahwa Afghanistan telah kembali menjadi pusat kelompok teroris.
Juru bicara IIA Zabihullah Mujahid mengatakan, dalam sebuah posting di X (27/5/2025), bahwa IIA mempertahankan kendali penuh atas wilayah Afghanistan dan tidak akan membiarkan siapa pun menggunakannya untuk melawan negara lain.
“Kami dengan tegas menolak klaim yang dibuat oleh DPR AS yang menyatakan bahwa kelompok teroris hadir di Afghanistan atau bahwa ancaman apa pun berasal dari wilayahnya,” kata Mujahid, dikutip dari Kabul Now (27/6).
Selama sidang kongres pada hari Kamis, Anggota Kongres Huizenga, yang mengepalai subkomite Komite Urusan Luar Negeri DPR AS, menyatakan kekhawatiran bahwa ancaman terorisme di wilayah tersebut telah meningkat sejak penarikan pasukan AS dan kembalinya IIA ke tampuk kekuasaan.
Ia berpendapat bahwa, meskipun ada komitmen yang dibuat berdasarkan Perjanjian Doha, Afghanistan telah menjadi sarang bagi organisasi teroris yang berusaha memperluas operasi mereka baik secara regional maupun global.
Huizenga secara khusus menunjuk pada meningkatnya aktivitas kelompok militan Islamic State Khurasan Provience (ISKP) dan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) daripada sebelumnya dalam sejarah yang tercatat di AS.
Ia mencatat bahwa meskipun IIA mengklaim telah mengalahkan ISKP, kelompok tersebut terus melancarkan serangan yang menargetkan warga sipil dan anggota IIA. Ia memperingatkan bahwa ISKP juga merekrut dari komunitas diaspora di dalam dan luar Asia Tengah.
Huizenga juga menyoroti meningkatnya kekerasan teroris di Pakistan, dan mengaitkan ketidakstabilan tersebut dengan kelompok-kelompok seperti TTP, yang diklaim Islamabad bermarkas di Afghanistan, dan Tentara Pembebasan Balochistan.
Ia menyerukan evaluasi ulang strategi kontraterorisme AS dan menekankan perlunya kerja sama regional yang lebih dalam untuk menghadapi ancaman yang terus berkembang ini.
“Sangat penting untuk menilai perangkat yang kita miliki guna melanjutkan perang melawan terorisme,” katanya, seraya mendesak pemerintahan Trump untuk mengeksplorasi pendekatan baru bagi keterlibatan regional yang mendorong stabilitas dan keamanan. (hanoum/arrahmah.id)