TEHERAN (Arrahmah.id) – Dalam respons terhadap serangan besar yang dilancarkan “Israel” sejak 18 jam sebelumnya, Iran meluncurkan dua gelombang serangan rudal balistik pada malam hari, Ahad (13/6). Serangan itu disebut sebagai yang terbesar dalam sejarah Republik Islam Iran terhadap entitas Zionis.
Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) segera mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menghantam puluhan target militer “Israel”, termasuk “pusat-pusat militer dan pangkalan udara milik rezim Zionis penjajah.” Seorang pejabat Iran yang dikutip Reuters menyatakan, “Tidak akan ada tempat aman di ‘Israel’. Balas dendam kami akan menyakitkan. Musuh Zionis akan membayar mahal atas pembunuhan terhadap para komandan, ilmuwan, dan rakyat kami.”
Sementara itu, pihak “Israel” masih menutup-nutupi besarnya kerusakan akibat serangan tersebut. Militer Zionis bahkan melarang warganya menyebarkan lokasi dan video jatuhnya rudal-rudal Iran, dengan alasan bahwa informasi itu bisa digunakan musuh untuk meningkatkan serangan berikutnya.
Serangan ini diberi nama oleh Iran sebagai Operasi Janji Setia 3, kelanjutan dari dua serangan sebelumnya: Janji Setia 1 pada April 2024, dan Janji Setia 2 pada Oktober 2024.
Korban Jiwa dan Luka-luka
Menurut laporan resmi, jumlah korban luka telah mencapai 70 orang, dengan satu korban meninggal dunia. Pada tahap awal, Otoritas Penyiaran Israel melaporkan 17 orang luka-luka akibat hantaman rudal, meski tidak dijelaskan tingkat keparahannya.
Kemudian, layanan medis Bintang Daud Merah menyebut jumlah korban meningkat menjadi 21 orang, termasuk dua dalam kondisi serius. Mereka juga melaporkan adanya warga yang terjebak dalam gedung di Tel Aviv setelah dihantam rudal Iran.
Harian Yedioth Ahronoth kemudian mengabarkan bahwa total korban luka akibat rudal Iran mencapai 63 orang, dan laporan terbaru menyebutkan total 70 korban.
Kehancuran Besar di Tel Aviv
Kepala Kepolisian Wilayah Tel Aviv menyatakan bahwa serangan ini merupakan “peristiwa besar” yang mengenai banyak lokasi strategis. Ia mengatakan tim penyelamat sedang berusaha menjangkau korban yang terjebak di dalam bunker-bunker yang tertutup.
Menurut laporan saluran 13 “Israel”, terjadi “kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya” di wilayah metropolitan Tel Aviv. Puluhan bangunan dan kendaraan mengalami kerusakan akibat hantaman rudal maupun pecahan sistem pertahanan rudal Zionis.
Surat kabar Haaretz melaporkan bahwa sebuah gedung 32 lantai di Tel Aviv mengalami kerusakan parah, dan sekitar 300 warga terpaksa dievakuasi dari kediaman mereka. Sembilan bangunan dilaporkan hancur total di kota Ramat Gan, sementara ratusan bangunan lainnya rusak berat. Wali kota Ramat Gan menyebutkan bahwa sekitar 100 orang kehilangan tempat tinggal akibat serangan ini.
Sembilan Wilayah Diserang Rudal
Media “Israel” mengungkapkan bahwa sembilan wilayah terkena serangan rudal balistik dari Iran. Tayangan media setempat dan Palestina memperlihatkan asap tebal membubung dari pusat Tel Aviv, sementara sirene peringatan meraung di hampir seluruh penjuru negeri, termasuk di Al-Quds, Haifa, dan Beersheba, memicu kepanikan massal.
Polisi Zionis mengonfirmasi bahwa rudal dan pecahannya menghantam banyak titik, sementara militer menyerukan warga untuk tetap berlindung di dalam bunker hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Langkah Militer “Israel”
Menanggapi datangnya gelombang rudal dan drone dari Iran, “Israel” langsung mengaktifkan seluruh sistem pertahanan udara mereka, termasuk sistem Kubah Besi dan peluncur anti-rudal balistik.
Sirene peringatan rudal dinyalakan di Tel Aviv, “Yerusalem”, dan berbagai wilayah lain. Penduduk diminta segera mengungsi ke tempat perlindungan. Sumber militer Zionis menyatakan bahwa mereka telah menembakkan puluhan rudal pencegat untuk menghadang serangan.
Pejabat tinggi “Israel” juga mengakui bahwa pasukan Amerika turut membantu upaya pencegatan rudal-rudal Iran yang mengarah ke entitas Zionis.
(Samirmusa/arrahmah.id)