GAZA (Arrahmah.id) – Pagi ini, langit Teheran bergemuruh. Jet tempur ‘Israel’ meluncurkan serangan besar-besaran ke berbagai titik di jantung ibu kota Iran. Suara ledakan terdengar dari berbagai penjuru kota, dan menurut laporan, serangan ini menewaskan Komandan Garda Revolusi Iran, Hussein Salami.
Serangan ini bukan sekadar penggempuran biasa. Menurut media ‘Israel’, target utamanya adalah tokoh-tokoh penting seperti Kepala Staf Militer Iran, para komandan Garda Revolusi, hingga ilmuwan nuklir top Iran. Dilaporkan sudah ada empat gelombang serangan sejauh ini, dan operasi ini dinamai “Singa Bangkit”.
Media ‘Israel’ juga menyebut bahwa serangan ini menyasar markas-markas militer, fasilitas nuklir, peluncur rudal, dan kediaman para pejabat penting Iran. Bahkan ada dugaan bahwa ‘Israel’ berhasil melumpuhkan sebagian besar pucuk pimpinan militer Iran dalam gelombang pertama serangan.
Seorang pejabat militer ‘Israel’ menyebut bahwa serangan itu dilakukan di kawasan elite tempat tinggal para jenderal Garda Revolusi, dan menyebut hasilnya “lebih berhasil dari yang dibayangkan”. ‘Israel’ juga secara terbuka menyatakan bahwa misi ini termasuk operasi pembunuhan terhadap tokoh-tokoh kunci Iran.
Netanyahu menyebut momen ini sebagai “momen krusial dalam sejarah Israel”. Tujuan utamanya jelas: menghantam jantung program nuklir Iran dan menghilangkan ancaman dari wilayah musuh. Menteri Pertahanan ‘Israel’ pun langsung menetapkan keadaan darurat nasional dan menutup ruang udara mereka, bersiap untuk potensi serangan balik berupa rudal dan drone.
Di sisi Iran, kerusakan sangat terasa. Laporan dari berbagai media Iran menyebut Komandan Garda Revolusi Hussein Salami tewas, bersama dua ilmuwan nuklir terkenal, Mahdi Tehranchi dan Fereydoun Abbasi. Ada pula kabar bahwa penasihat senior Khamenei, Ali Shamkhani, terluka parah.
Beberapa wilayah penting lain ikut dihantam: situs pengayaan uranium Natanz, pusat komando Garda Revolusi, serta kawasan permukiman elit yang disebut sebagai tempat tinggal para jenderal. Enam ledakan besar terdengar di Teheran, bahkan asap terlihat membumbung dari markas utama Garda Revolusi.
Tak hanya Iran yang terdampak, Bandara Imam Khomeini ditutup total, penerbangan sipil ‘Israel’ dialihkan ke Siprus, dan Irak pun langsung menutup wilayah udaranya.
Sementara Iran belum mengumumkan respons militer besar, situasi kini jelas: dunia sedang menyaksikan babak baru dari konflik yang semakin panas antara dua musuh bebuyutan ini. Dan tampaknya, ini baru awal dari rangkaian serangan yang lebih panjang. (zarahamala/arrahmah.id)