TEL AVIV (Arrahmah.id) – Oposisi “Israel” menyerukan aksi protes besar-besaran usai Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memutuskan melanjutkan serangan militer ke Jalur Gaza. Sementara itu, keluarga tahanan yang masih berada di Gaza mengaku terkejut dan marah atas keputusan pemerintah yang dianggap mengabaikan keselamatan para sandera, lansir Al Jazeera.
Ketegangan meningkat sejak Selasa (18/3) dini hari, saat jet tempur “Israel” membombardir berbagai wilayah di Gaza, menewaskan ratusan warga sipil. Serangan ini terjadi setelah dua bulan gencatan senjata yang sebelumnya disepakati melalui mediasi internasional.
Dalam pernyataan resmi, Yair Golan, pemimpin Partai Aliansi Demokrat, mengecam Netanyahu dan menuduhnya mengorbankan nyawa tentara serta warga sipil demi kepentingan politiknya. “Harus ada demonstrasi besar-besaran! Netanyahu telah kehilangan kendali, dan kita tidak bisa membiarkan kegilaan ini menang,” tegasnya.
Senada dengan itu, anggota Knesset Ofer Cassif menuding Netanyahu dengan sengaja merusak proses perdamaian. “Ini bukan kegagalan diplomasi, melainkan aksi disengaja dari seorang pemimpin yang hanya peduli pada kelangsungan pemerintahannya sendiri,” katanya.
Di sisi lain, keluarga tahanan “Israel” yang masih berada di Gaza menyampaikan kecaman keras terhadap keputusan Netanyahu. Mereka menilai kebijakan ini memperburuk nasib para sandera yang seharusnya bisa kembali melalui jalur diplomasi.
Dalam sebuah pernyataan, kelompok keluarga sandera mengatakan, “Kami terkejut, marah, dan takut. Pemerintah dengan sengaja menghancurkan kesepakatan yang seharusnya membawa orang-orang tercinta kami kembali.”
Mereka juga meminta Presiden AS Donald Trump untuk menekan Netanyahu agar kembali ke meja perundingan. “Hanya dengan menghentikan perang, ada harapan bagi keluarga kami untuk kembali dengan selamat,” tambah mereka.
Sementara itu, militer “Israel” mengonfirmasi bahwa lebih dari 100 pesawat tempur dikerahkan dalam serangan terbaru di Gaza. Menteri Pertahanan Yisrael Katz menyatakan bahwa serangan ini akan terus berlanjut hingga seluruh sandera dibebaskan dan tujuan perang tercapai.
(Samirmusa/arrahmah.id)