JAKARTA (Arrahmah.id) – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menerima kunjungan resmi Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Jakarta pada Jumat, 27 Juni 2025.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat tersebut, kedua pemimpin menegaskan komitmen untuk memperkuat kerja sama bilateral, termasuk mencari solusi perbatasan yang menguntungkan kedua negara.
Presiden Prabowo menyatakan bahwa meskipun masih terdapat sejumlah isu teknis yang membutuhkan pembahasan lebih lanjut, semangat untuk menyelesaikan persoalan perbatasan tetap tinggi.
“Kita sepakat bahwa hal-hal terkait perbatasan memang mungkin memerlukan waktu untuk diselesaikan secara teknis, tapi prinsipnya kita sepakat untuk mencari penyelesaian yang menguntungkan kedua pihak,” ujar Prabowo, dikutip Sabtu (28/6/2025).
Salah satu capaian konkret dari pertemuan ini adalah kesepakatan untuk mengembangkan kerja sama ekonomi di kawasan Ambalat melalui pendekatan Joint Development.
Kerja sama ini akan dijalankan secara bertahap dengan mengutamakan penyelesaian aspek hukum terlebih dahulu.
Menariknya, kunjungan Anwar Ibrahim ke Jakarta pada awalnya bersifat tidak resmi. Namun, karena kehangatan hubungan personal antara kedua pemimpin yang telah terjalin hampir setengah abad, status kunjungan itu ditingkatkan menjadi kunjungan resmi.
“Demikianlah hubungan persahabatan saya dengan Saudara Prabowo masing-masing berusaha mendekatkan silaturahmi dan menunjukkan persahabatan yang setia selama hampir setengah abad. Dari pribadi dan keluarga, saya ingin lahirkan rasa penghargaan yang setingginya,” ujar Anwar.
Sebagai bentuk penghormatan dan keakraban, Presiden Prabowo menjamu Anwar dengan santapan makan siang istimewa yang menggambarkan kekayaan kuliner Nusantara dan Malaysia.
Menu yang disajikan meliputi Selada Prabu, Mangut Ikan, Iga Rawon, Kerapu Bakar Colo-Colo, Kailan Dua Rasa, Nasi Lemak, dan Setup Tape Creme Brulee.
Pertemuan ini menjadi tonggak penting dalam hubungan Indonesia-Malaysia, khususnya dalam menciptakan kerja sama strategis dan menyusun langkah-langkah menuju solusi perbatasan yang adil dan saling menguntungkan.
(ameera/arrahmah.id)