GAZA (Arrahmah.id) — Sedikitnya 70 warga Palestina tewas dan ratusan lainnya terluka saat mereka mencari mengantri bantuan di pusat bantuan Amerika Serikat di Gaza pada Selasa (18/6/2025). Tentara ‘Israel’ dengan sengaja menembaki mereka dengan peluru tank, senapan mesin, dan drone.
Tentara Israel menembaki kerumunan pencari bantuan yang putus asa pada Selasa pagi saat mereka berkumpul di sepanjang jalan utama timur di kota selatan Khan Younis.
Itu adalah yang terbaru dalam gelombang pembantaian berkelanjutan sejak Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung ‘Israel’ dan Amerika Serikat meluncurkan operasi untuk mendistribusikan makanan di wilayah itu tiga pekan lalu.
Jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat karena banyak korban luka berada dalam kondisi kritis, menurut petugas medis di Rumah Sakit Nasser, tempat para korban dirawat.
Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza Mahmud Bassal menambahkan, seperti dilansir The Independent (18/6), bahwa lebih dari 200 orang terluka, meskipun laporan mengenai jumlah korban bervariasi.
“Drone ‘Israel’ menembaki warga. Beberapa menit kemudian, tank-tank ‘Israel’ menembakkan beberapa peluru ke warga, yang menyebabkan banyak korban tewas dan luka-luka,” kata juru bicara itu, seraya mencatat bahwa kerumunan itu berkumpul dengan harapan menerima tepung.
Hani Mahmoud dari Al Jazeera, melaporkan dari Kota Gaza, mengatakan tank-tank Israel, senapan mesin berat, dan serangan pesawat nirawak “menghujani” kerumunan, menurut para saksi mata.
Jumlah korban tewas lebih dari 70 orang menjadikan Selasa sebagai hari paling mematikan di sekitar lokasi GHF sejauh ini. Sebelumnya, rekor suram itu terjadi pada Senin, ketika 38 orang tewas, sebagian besar di daerah Rafah di selatan Khan Younis.
Laporan menunjukkan lebih dari 300 orang tewas dan lebih dari 2.000 orang terluka saat mencoba mengumpulkan bantuan dari GHF sejak meluncurkan operasi di Gaza pada 26 Mei.
Para korban selamat menggambarkan pemandangan yang mengerikan. “Puluhan warga sipil, termasuk anak-anak, tewas, dan tidak seorang pun dapat menolong atau menyelamatkan nyawa,” kata korban selamat Saeed Abu Liba (38), kepada Al Jazeera.
Yousef Nofal, yang menyebut peristiwa itu sebagai “pembantaian”, mengatakan ia melihat banyak orang tergeletak tak bergerak dan berdarah di tanah. Para tentara terus menembaki orang-orang saat mereka melarikan diri, katanya.
“Saya selamat karena keajaiban,” kata Mohammed Abu Qeshfa, yang menyebutkan tembakan senjata api dan penembakan tank.
Koresponden Al Jazeera Tareq Abu Azzoum, melaporkan dari Deir el-Balah di Gaza tengah, mengutip sumber medis di Rumah Sakit Nasser yang mengatakan banyak korban “tidak dapat diidentifikasi” karena mereka telah “tercabik-cabik” dalam serangan itu. (hanoum/arrahmah.id)