RAFAH (Arrahmah.id) – Tembakan “Israel” menewaskan sedikitnya dua orang di Rafah dan melukai tiga orang lainnya di Khan Younis di selatan Gaza, menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga Palestina bahwa gencatan senjata dapat runtuh sama sekali setelah “Israel” memberlakukan blokade total di daerah kantong yang hancur itu.
Tahap pertama gencatan senjata yang dimulai pada Januari berakhir pada akhir pekan lalu tanpa kesepakatan mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya.
Kelompok perlawanan Hamas mengatakan bahwa tahap kedua yang telah disepakati sekarang harus dimulai, yang mengarah pada penarikan “Israel” secara permanen dan mengakhiri perang, lansir Reuters.
“Israel” malah menawarkan perpanjangan sementara hingga April, dengan Hamas membebaskan lebih banyak sandera sebagai imbalan bagi para tahanan Palestina, tanpa ada pembicaraan langsung mengenai masa depan Gaza.
Dua pejabat “Israel” mengatakan bahwa para mediator telah meminta waktu beberapa hari lagi kepada “Israel” untuk menyelesaikan kebuntuan gencatan senjata.
“Israel” meningkatkan taruhannya pada Ahad (2/3/2025) dengan memberlakukan blokade total terhadap semua pasokan, termasuk makanan dan bahan bakar, untuk menopang 2,3 juta warga Gaza yang tinggal di antara reruntuhan.
Ratusan truk yang membawa pasokan tertahan di Mesir dan tidak diberi izin untuk masuk. Warga Gaza mengatakan toko-toko dengan cepat mengosongkan semua persediaan dan harga sekarung tepung naik lebih dari dua kali lipat dalam semalam.
“Dari mana makanan kami akan datang?” kata Salah al-Hajj Hassan, seorang penduduk di Jabalia, di tepi utara Gaza, di mana banyak keluarga kembali ke rumah yang hancur dan tinggal di reruntuhan. “Kami sekarat, dan kami tidak ingin perang atau lonceng tanda bahaya pengungsian atau lonceng tanda bahaya kelaparan bagi anak-anak kami.”
Tembakan Tank
Penduduk daerah kantong tersebut mengatakan bahwa tank-tank “Israel” yang ditempatkan di dekat perbatasan timur dan selatan Gaza mengintensifkan tembakan dan penembakan tank ke daerah pinggiran sepanjang malam, sehingga menimbulkan kekhawatiran di kalangan penduduk bahwa pertempuran akan berlanjut.
Sedikitnya dua orang tewas akibat tembakan pesawat tak berawak “Israel” di Rafah, dan tiga orang terluka akibat helikopter yang menembaki Khan Younis, kata petugas medis. Militer Israel tidak memberikan komentar segera.
Seorang pejabat Palestina dari salah satu kelompok yang beraliansi dengan Hamas di Gaza mengatakan kepada Reuters bahwa keadaan siaga telah diumumkan di antara para pejuang untuk mengantisipasi “tindakan berbahaya dari pihak penjajah”.
Kantor Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa pihaknya telah mengadopsi proposal dari utusan Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, untuk gencatan senjata sementara selama bulan suci Ramadan dan hari raya Paskah Yahudi, yang berakhir pada 20 April.
Gencatan senjata tersebut akan menjadi syarat bagi Hamas untuk membebaskan setengah dari sandera yang masih hidup dan yang sudah meninggal pada hari pertama, dan sisanya akan dibebaskan pada saat kesepakatan gencatan senjata permanen tercapai.
Hamas mengatakan bahwa mereka berkomitmen pada gencatan senjata yang telah disepakati sebelumnya yang telah dijadwalkan untuk memasuki tahap kedua, dengan negosiasi yang bertujuan untuk mengakhiri perang secara permanen, dan para sandera hanya dapat dibebaskan berdasarkan rencana tersebut. (haninmazaya/arrahmah.id)