KIEV (Arrahmah.id) – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengklaim bahwa Rusia telah mengumpulkan 50.000 tentara di dekat wilayah Sumy di utara Ukraina, namun menambahkan bahwa Kiev telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah Moskow melakukan serangan besar-besaran di sana.
Penumpukan pasukan ini terjadi ketika Rusia tampaknya bersiap-siap untuk melakukan serangan musim panas di Ukraina, sementara Kiev menunggu Moskow untuk menyampaikan sebuah nota yang berisi syarat-syarat untuk melanjutkan pembicaraan gencatan senjata, lansir Reuters (28/5/2025).
Sumy terletak di seberang perbatasan dari wilayah Kursk, Rusia, di mana Ukraina sebelumnya merebut dan menguasai wilayah tersebut selama berbulan-bulan, sebelum akhirnya terdesak mundur bulan lalu, meskipun Ukraina masih menguasai beberapa wilayah di sana.
“Pasukan terbesar dan terkuat mereka saat ini berada di front Kursk,” kata Zelenskyy kepada para wartawan pada Selasa. “Untuk mendorong pasukan kami keluar dari wilayah Kursk dan untuk mempersiapkan tindakan ofensif terhadap wilayah Sumy.”
Putin telah mengatakan bahwa ia menginginkan sebuah “zona penyangga” di sepanjang perbatasan Rusia dengan Ukraina. Zelenskyy mengatakan bahwa ia yakin Rusia menginginkan zona penyangga sekitar 10 kilometer.
Rusia telah merebut setidaknya empat desa perbatasan di wilayah tersebut baru-baru ini, dan telah merayap perlahan-lahan ke depan selama beberapa minggu terakhir di beberapa bagian garis depan di Ukraina timur dekat kota Kostyantynivka.
Namun, Zelenskyy mengatakan bahwa Rusia telah terdesak mundur di daerah tersebut sejauh 4 km selama dua hari.
Ukraina dan Rusia saling bertukar 1.000 tawanan masing-masing setelah pertemuan delegasi kedua negara di Istanbul hampir dua minggu yang lalu yang gagal menghasilkan gencatan senjata yang diupayakan oleh Ukraina, Amerika Serikat, dan Eropa.
Zelenskyy mengatakan bahwa ia melihat Turki, Vatikan dan Swiss sebagai tempat yang paling realistis untuk negosiasi lebih lanjut dengan Rusia. Ia mengatakan bahwa ketertarikan untuk menjadi tuan rumah perundingan juga telah diutarakan oleh Malta, dan juga beberapa negara Afrika yang tidak disebutkan.
Reuters sebelumnya melaporkan bahwa Moskow tidak melihat Vatikan sebagai tempat yang serius untuk melakukan pembicaraan.
Zelenskyy mengatakan bahwa ia akan menghadiri KTT G7 berikutnya setelah diundang oleh Perdana Menteri Kanada Mark Carney, yang negaranya saat ini memegang kursi kepresidenan blok tersebut. Dia menambahkan bahwa dia kemungkinan akan mengambil bagian dalam KTT Uni Eropa berikutnya.
Berbicara mengenai produksi senjata dalam negeri Ukraina, Zelenskyy mengatakan bahwa ia menginginkan 30 miliar dolar AS bagi Ukraina untuk mendanai sepenuhnya kapasitas yang tersedia di sektor yang sedang berkembang pesat ini. (haninmazaya/arrahmah.id)