DAMASKUS (Arrahmah.id) — Utusan Amerika Serikat (AS) yang baru ditunjuk untuk Suriah, Thomas Barrack, mengibarkan bendera negaranya di kediaman duta besar untuk pertama kalinya sejak kedutaan AS ditutup pada tahun 2012.
“Suriah dan Israel adalah masalah yang dapat dipecahkan. Namun, itu dimulai dengan dialog,” kata Barrack kepada sekelompok kecil wartawan di Damaskus. “Saya katakan kita perlu memulai dengan perjanjian non-agresi saja, bicarakan tentang batas wilayah dan perbatasan,” katanya.
Barrack juga mengatakan, seperti dilansir Reuters (30/5/2025), bahwa Suriah tidak akan lagi dianggap sebagai negara sponsor terorisme oleh AS, dengan mengatakan bahwa masalah tersebut “sudah berakhir dengan berakhirnya rezim Assad” tetapi Kongres memiliki masa peninjauan selama enam bulan.
“Tujuan AS dan visi presiden adalah bahwa kita harus memberi kesempatan kepada pemerintah muda ini dengan tidak ikut campur, tidak menuntut, dengan tidak memberikan syarat, dengan tidak memaksakan budaya kita pada budaya Anda,” kata Barrack.
Suriah telah lama menjadi negara garis depan dalam konflik Arab-Israel, dengan Israel menduduki Dataran Tinggi Golan Suriah sejak perang tahun 1967. Israel merebut lebih banyak wilayah Suriah di zona perbatasan setelah penggulingan Bashar al-Assad pada bulan Desember, dengan alasan kekhawatiran tentang akar jihadis dari para penguasa baru Suriah.
AS menutup kedutaannya di Damaskus pada bulan Februari 2012, hampir setahun setelah protes terhadap Assad berubah menjadi konflik kekerasan yang terus menghancurkan Suriah selama lebih dari satu dekade.
Duta Besar Robert Ford saat itu ditarik keluar dari Suriah tak lama sebelum kedutaan ditutup. Utusan AS berikutnya untuk Suriah beroperasi dari luar negeri dan tidak mengunjungi Damaskus.
Selama perang Suriah selama 14 tahun, ratusan ribu orang tewas, jutaan orang mengungsi baik di dalam maupun luar negeri dan Barat meningkatkan tekanan terhadap Assad dengan memutus hubungan dan menjatuhkan sanksi keras, tetapi ia tetap berkuasa dengan bantuan dari Iran dan Rusia. (hnaoum/arrahmah.id)