JENIN (Arrahmah.id) – Direktur Kotamadya Jenin di Tepi Barat yang diduduki, Mamdouh Assaf, mengatakan pada 17 Maret bahwa kota tersebut hampir hancur seluruhnya akibat pengepungan dan serangan ‘Israel’, yang telah berlangsung selama hampir dua bulan.
“Jenin telah diduduki penuh selama 56 hari, dan 3.200 rumah telah dievakuasi,” kata Assaf, seraya menambahkan bahwa “seratus persen Kamp Pengungsi Jenin telah diratakan, dan 85 persen jalan di Jenin telah hancur.”
“Kehidupan benar-benar terganggu di Jenin, dan sekitar 8.000 tempat usaha tutup total. Seluruh lingkungan sekitar Kamp Jenin telah kehilangan penduduknya,” lanjut direktur kotamadya tersebut.
Tentara ‘Israel’ melancarkan operasi besar-besaran terhadap kota Jenin pada 21 Januari, menyerang dan mengepung kamp pengungsian dan memulai kampanye sistematis penghancuran dan pemindahan.
Operasi tersebut dengan cepat meluas hingga mencakup kota-kota lain di Tepi Barat yang diduduki – yaitu Tulkarem, yang telah diserang selama 50 hari. Dua kamp utama di kota tersebut – Kamp Pengungsi Nour Shams dan Kamp Pengungsi Tulkarem – telah menanggung beban serangan tersebut.
Lebih dari 43.000 orang mengungsi di Jenin dan Tulkarem. Sedikitnya 47 orang tewas dan puluhan lainnya terluka.
Pasukan ‘Israel’ telah menghancurkan ratusan rumah dan bangunan di kedua kota tersebut dengan bahan peledak dan buldoser. Beberapa area di kamp Jenin dan Tulkarem telah diambil alih dan diubah menjadi pos militer.
Pada akhir Februari, tank-tank ‘Israel’ memasuki Kamp Pengungsi Jenin untuk pertama kalinya sejak Intifada Kedua pada 2002.
Menteri Pertahanan ‘Israel’, Israel Katz, mengatakan bulan lalu bahwa tentara ‘Israel’ berencana untuk tetap ditempatkan di kamp-kamp pengungsi di Tepi Barat yang diduduki selama “tahun depan.”
Sementara itu, dinas keamanan Otoritas Palestina (PA) terus menindak perlawanan di Tulkarem dan Jenin berkoordinasi dengan tentara ‘Israel’. (zarahamala/arrahmah.id)