QUETTA (Arrahmah.id) — Sumber-sumber keamanan, Rabu (12/3/2025) mengatakan sebuah operasi militer Pakistan telah menyelamatkan 345 penumpang dan menewaskan 33 orang, sehari setelah sebuah serangan terhadap sebuah kereta di Balochistan, lapor Al Jazeera (12/3/2025).
Kereta Jaffar Express, dengan sekitar 450 orang di dalamnya, sedang melakukan perjalanan ke utara dari Quetta, Balochistan, menuju Peshawar, Khyber Pakhtunkhwa, saat diserang bom dan senjata api pada hari Selasa.
Saat misi operasi militer berlanjut lebih dari 24 jam, kereta tersebut masih terhalang di sebuah terowongan dekat Sibbi, Balochistan sejak Selasa sore.
Pihak berwenang mengirimkan peti-peti mati dari stasiun kereta Quetta pada hari Rabu, karena khawatir akan jatuhnya korban.
Masinis kereta tersebut yang mengalami luka dalam serangan awal, meninggal dunia. Sedikitnya 37 orang yang terluka menjalani perawatan di rumah sakit.
Tentara Pembebasan Baloch (BLA) dengan cepat mengaku bertanggung jawab atas serangan berani tersebut. Dalam sebuah pernyataan kepada media, kelompok militan itu mengaku menyandera lebih dari 200 orang, yang mereka sebut sebagai personel keamanan dan intelijen.
Tanpa memberikan rincian mengenai jumlah sandera atau latar belakang mereka, sumber-sumber keamanan pada hari Rabu mengatakan bahwa para calon pelaku bom bunuh diri menyekap para sandera di tiga tempat yang berbeda.
Para pelaku mengenakan jaket bom bunuh diri, kata sumber-sumber keamanan, dan menambahkan bahwa mereka menggunakan orang-orang yang tidak bersalah sebagai perisai manusia.
Mengancam akan membunuh para sandera, BLA menuntut pembebasan para tahanan politik, orang hilang, dan apa yang mereka sebut sebagai para anggota perlawanan yang ditahan di penjara-penjara Balochistan. Dalam pernyataan yang dirilis beberapa jam setelah serangan, kelompok ini memberikan waktu 48 jam kepada pihak berwenang untuk memenuhinya. (hanoum/arrahmah.id)