SILICON VALLEY (Arrahmah.id) – Miliarder kontroversial asal Amerika Serikat, Elon Musk, kembali membuat gebrakan besar di dunia teknologi. Kali ini, ia meluncurkan XChat, sebuah aplikasi perpesanan instan yang diklaim akan menjadi pesaing serius WhatsApp, Telegram, dan Signal.
Aplikasi ini merupakan bagian dari visi ambisius Musk untuk menjadikan platform X (dulu Twitter) sebagai superapp global yang menyatukan komunikasi, pembayaran digital, dan kecerdasan buatan dalam satu ekosistem terpadu.
“Dengan XChat, kami tak sekadar menciptakan aplikasi pesan, tapi membangun masa depan komunikasi yang terhubung dengan AI dan blockchain,” tulis Musk dalam pengumuman resminya, Kamis (26/6/2025), melalui akun pribadinya di platform X.
Fitur yang Menawan Tapi Mengundang Pertanyaan
XChat menawarkan berbagai fitur yang tampaknya ingin menggoda pengguna digital generasi baru:
- Enkripsi end-to-end setara dengan WhatsApp dan Signal,
- Video call kualitas ultra HD dengan teknologi kompresi mutakhir,
- Asisten AI cerdas yang mampu menganalisis isi obrolan dan memberi saran otomatis,
- Fitur komunitas terbuka seperti Telegram,
- Dompet digital XWallet untuk transaksi kripto langsung dari obrolan.
Namun di balik berbagai kemudahan dan kecanggihan yang ditawarkan, sejumlah pakar memperingatkan kemungkinan perluasan kontrol terhadap data pengguna. Musk diketahui juga memimpin proyek kecerdasan buatan xAI, yang semakin memperkuat kekhawatiran akan konsentrasi kekuasaan digital di tangan segelintir elit teknologi.
Menuju Dominasi Digital Gaya Barat?
Peluncuran XChat tak bisa dilepaskan dari ambisi Musk mengubah X menjadi aplikasi “segala hal”, layaknya WeChat di China. Namun, tidak sedikit pengamat yang melihat arah ini sebagai bagian dari gelombang kolonialisme digital yang berusaha menguasai data, informasi, bahkan kehidupan sosial masyarakat global.
“Ini bukan hanya soal komunikasi, ini soal kontrol,” ujar Dr. Karim Muwafiq, analis teknologi dari Istanbul. “Ketika semua layanan hidup manusia dikumpulkan dalam satu aplikasi yang dikendalikan korporasi besar, maka itu adalah ancaman langsung terhadap kebebasan digital umat manusia.”
Saat ini, XChat hanya tersedia dalam versi beta terbatas untuk pengguna di Amerika Serikat. Peluncuran global direncanakan dalam beberapa bulan ke depan.
(Samirmusa/arrahmah.id)