TEL AVIV (Arrahmah.id) – Pemerintah ‘Israel’ secara resmi menolak proposal gencatan senjata yang sebelumnya telah disetujui oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas. Saluran berita ‘Israel’ , Channel 13, mengutip pernyataan dari seorang pejabat ‘Israel’ yang menyebutkan bahwa usulan tersebut dianggap “tidak dapat diterima” oleh Tel Aviv.
Menurut laporan itu, para pejabat ‘Israel’ juga menyatakan bahwa tidak ada tawaran baru dari pihak Amerika Serikat dalam proses perundingan ini. Mereka menduga bahwa Hamas kemungkinan merespons inisiatif terpisah dari Bishara Bahbah, bukan proposal resmi dari Washington.
Sebelumnya pada hari yang sama, Hamas merilis pernyataan resmi yang menyebutkan bahwa mereka sedang menunggu tanggapan akhir atas kerangka umum yang telah disepakati bersama utusan AS, Steven Witkoff. Dalam pernyataan tersebut, Hamas menegaskan bahwa rencana yang diajukan mencakup gencatan senjata permanen, penarikan penuh pasukan ‘Israel’ dari Jalur Gaza, pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa hambatan, serta pembentukan badan profesional untuk memerintah Gaza setelah kesepakatan diumumkan.
Selain itu, dalam kerangka kesepakatan juga terdapat mekanisme pertukaran tahanan, yakni pembebasan 10 tahanan Israel dan sejumlah jenazah sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina, yang akan diawasi oleh mediator internasional.
“Hamas sedang melakukan upaya besar untuk mengakhiri perang biadab di Gaza,” bunyi pernyataan tersebut, sambil menegaskan pentingnya kerangka kerja yang telah dicapai bersama Witkoff.
Namun, terlepas dari tekanan internasional dan meningkatnya kecaman global, Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu tetap menolak kesepakatan apa pun yang tidak menjamin “kemenangan militer.” Dalam pernyataannya yang menantang surat perintah penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC), Netanyahu menyatakan bahwa ‘Israel’ tidak akan membebaskan tahanan ‘Israel’ tanpa mencapai apa yang ia sebut sebagai “tujuan perang.”
Sementara itu, militer ‘Israel’ terus melancarkan agresi di Gaza. Pada 18 Mei lalu, tentara ‘Israel’ meluncurkan serangan baru yang dinamakan “Kereta Perang Gideon.” Netanyahu secara terbuka menyatakan bahwa tujuan akhir Israel adalah menduduki Gaza secara penuh.
Konflik ini telah menewaskan puluhan ribu warga Palestina dan menyebabkan mayoritas penduduk Gaza mengungsi dari rumah mereka. (zarahamala/arrahmah.id)