TEL AVIV (Arrahmah.id) – Sebuah serangan rudal Iran baru-baru ini dilaporkan telah menyebabkan kerusakan besar pada Institut Sains Weizmann yang terletak di jantung ‘Israel’. Lembaga ini selama ini dikenal sebagai salah satu pilar utama dalam infrastruktur ilmiah dan industri militer negara tersebut, demikian dilaporkan Al Mayadeen.
Mengutip The Marker, surat kabar bisnis harian yang terbit di bawah kelompok Haaretz, Al Mayadeen menyebut bahwa sejumlah bangunan di kompleks institut itu terkena serangan langsung. Salah satu laboratorium penting bahkan dilaporkan hangus terbakar.
“Rudal tersebut menyebabkan kerusakan berat di lingkungan institut, dengan beberapa bangunan di dalam kampus terkena secara langsung. Salah satu di antaranya, yang digunakan untuk riset biologi, biokimia, dan ilmu kehidupan, terbakar hebat,” tulis The Marker.
Bukan Serangan Sembarangan
Dalam laporannya, The Marker menyebut bahwa serangan ini “bukan sembarangan.” Sasaran rudal Iran tampaknya sangat terukur, mengarah ke salah satu simbol paling bergengsi dari superioritas sains dan teknologi ‘Israel’. Serangan ini seolah ingin menunjukkan bahwa keunggulan kualitas seperti itu pun bisa dilumpuhkan.
Meski dikenal sebagai pusat riset dasar, institut ini punya kontribusi besar, meski tak langsung, pada berbagai proyek pertahanan. Mulai dari fisika, bioteknologi, hingga kecerdasan buatan.
“Otak Ilmiah dan Militer” ‘Israel’
Menurut Al Mayadeen, media ‘Israel’ sendiri menyebut Weizmann sebagai “otak ilmiah dan militer” negara tersebut. Institut ini telah memainkan peran penting dalam pengembangan teknologi militer, mulai dari sistem koordinasi serangan udara, kemampuan tempur drone, hingga teknologi medis medan perang.
Profesor Eran Segal dari ‘Israel’, yang laboratorium AI-nya juga terkena dampak serangan, menyatakan bahwa peralatan senilai jutaan dolar rusak total akibat kebakaran dan kerusakan struktural. Lab Segal diketahui mengembangkan sistem algoritmik yang digunakan untuk pengambilan keputusan militer secara real-time dan pengawasan medan tempur, alat yang selama ini mendukung serangan ‘Israel’ di Gaza dan wilayah lainnya.
Teknologi Drone dan Sistem Canggih
Mengutip EuroNews, Institut Weizmann merupakan salah satu pilar inovasi teknologi ‘Israel’, dengan keterlibatan langsung dalam pengembangan sistem militer canggih. Ini mencakup kecerdasan buatan untuk analisis data dan panduan tempur, teknologi drone, sistem otonom, pelacak elektronik, perangkat jamming, hingga sistem navigasi alternatif pengganti GPS.
Institut ini juga diketahui mengembangkan sistem enkripsi untuk komunikasi militer dalam kondisi ekstrem, serta melakukan riset terkait energi nuklir dan metode perawatan lapangan bagi tentara yang terluka.
Tak heran jika, menurut EuroNews, Weizmann menjadi target strategis bagi Iran, terutama setelah serangan ‘Israel’ terhadap fasilitas militer Iran dan pembunuhan para ilmuwan terkemukanya.
Lembaga Strategis yang Didanai Negara
Institut ini menerima pendanaan dari pemerintah ‘Israel’ serta dukungan signifikan dari organisasi internasional. Menurut Anadolu Agency, semakin banyak muncul dugaan bahwa Weizmann terlibat dalam riset nuklir dan proyek-proyek militer.
Didirikan pada 1934 dan dinamai dari Chaim Weizmann, tokoh penting gerakan Zionis dan Presiden pertama ‘Israel’, institut ini dijuluki media ‘Israel’ sebagai “tulang punggung teknologi” negara tersebut. Bidang riset utamanya meliputi fisika, kimia, dan biologi.
Meski ‘Israel’ secara resmi menyangkal memiliki senjata nuklir, banyak laporan yang mengaitkan Weizmann dengan pusat riset nuklir ‘Israel’ di dekat Dimona, Gurun Negev. Nama Ernst David Bergmann, ilmuwan ‘Israel’, dikenal sebagai “bapak program nuklir ‘Israel’.”
Dari Dimona ke Dunia
Dalam studi gabungan 2014 oleh Universitas Cincinnati (AS) dan Universitas Tel Aviv, disebutkan bahwa Bergmann memainkan peran penting dalam kebijakan nuklir ‘Israel’. Ia menekankan pentingnya mendidik para ilmuwan ‘Israel’ dalam fisika nuklir sebagai fondasi pengembangan senjata nuklir. Sebagai ketua pertama Komisi Energi Atom ‘Israel’ pada 1952, Bergmann memanfaatkan sumber daya manusia dan infrastruktur riset Weizmann untuk membangun program nuklir nasional.
Disebutkan pula bahwa setelah terbitnya Smyth Report oleh pemerintah AS soal bom atom, Bergmann menjalin kesepakatan dengan Weizmann untuk mengirim staf institut ke Prancis dan Swedia guna belajar kimia nuklir.
Peran AIPAC dan Superkomputer
Berkat lobi intensif dari AIPAC (Komite Urusan Publik Amerika-‘Israel’), pada 1994, pemerintah AS menyetujui penjualan sembilan superkomputer kepada lembaga-lembaga riset ‘Israel’, termasuk Universitas Ibrani, Technion, dan Institut Weizmann. Perangkat ini diketahui digunakan untuk proyek nuklir dan pengembangan rudal.
Menurut situs resminya, Institut Weizmann adalah pusat riset ilmiah paling penting di ‘Israel’. Ia memainkan peran besar dalam riset dan pengembangan senjata serta teknologi militer mutakhir. Nilai strategisnya terletak pada kapabilitas riset tingkat tinggi dalam bidang-bidang yang sangat sensitif.
Mitra Militer dan Perusahaan Pertahanan
Institut ini diketahui bekerja sama dengan berbagai institusi, termasuk tentara ‘Israel’ dan perusahaan pertahanan Elbit Systems, dalam mengembangkan teknologi canggih. Weizmann juga berkontribusi pada pengembangan teknologi drone, kecerdasan buatan, serta keamanan siber ‘Israel’. (zarahamala/arrahmah.id)