GAZA (Arrahmah.id) – Pasukan pendudukan ‘Israel’ pada Jumat (2/5/2025) menyerang sekelompok polisi Gaza yang sedang mengejar pencuri bersenjata yang mencoba menjarah bantuan kemanusiaan. Serangan ini terjadi saat para petugas tengah berupaya menghentikan aksi perampokan, namun akibat serangan tersebut, para pencuri justru berhasil melancarkan aksinya tanpa perlawanan. Insiden ini mencerminkan kekacauan yang sedang melanda Gaza, di mana kelompok bersenjata memanfaatkan situasi dan beroperasi di bawah perlindungan militer ‘Israel’.
Serangan berlangsung di Jalan Al-Thawra, ketika polisi tengah mengamankan gudang-gudang komersial yang berisi bantuan. Setelah serangan ‘Israel’ membuat para polisi tak berdaya, para pencuri segera menjarah isi gudang tersebut. Koordinasi yang tampak antara serangan dan aksi penjarahan ini memunculkan kekhawatiran serius mengenai keterlibatan militer ‘Israel’ dalam mendukung kejahatan di Jalur Gaza yang terkepung.
Hingga 19 April, Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan bahwa 748 petugas keamanan dan relawan kemanusiaan telah gugur akibat serangan ‘Israel’, dengan 157 serangan terdokumentasi terhadap polisi dan personel pengamanan bantuan. Genosida yang masih berlangsung dan kampanye kelaparan yang dilakukan Israel telah menciptakan kekosongan keamanan yang dimanfaatkan oleh geng kriminal bersenjata yang diduga mendapat dukungan dari Israel untuk menjarah bantuan yang seharusnya diperuntukkan bagi lebih dari dua juta warga Palestina yang kelaparan.
Sumber keamanan Gaza sebelumnya mengungkap bahwa mereka berhasil mencegat komunikasi yang menunjukkan keterlibatan dinas intelijen ‘Israel’, Shin Bet, dalam mendukung kelompok-kelompok kriminal ini. Investigasi dari Haaretz juga mengonfirmasi bahwa militer Israel turut membantu aktivitas ini. Bahkan, sebuah memo internal dari PBB menyebutkan bahwa geng-geng tersebut kemungkinan mendapat perlindungan langsung dari pasukan ‘Israel’.
Ismail Thawabta, Direktur Kantor Media Pemerintah Gaza, menyatakan bahwa banyak dari anggota geng tersebut memiliki catatan kriminal dan secara langsung berkoordinasi dengan pasukan ‘Israel’ untuk menghadang truk-truk bantuan. Sejak ‘Israel’ menguasai penyeberangan Rafah tahun lalu, arus bantuan kemanusiaan ke Gaza praktis terhenti total.
Penjarahan bantuan ini berdampak sangat fatal bagi penduduk Gaza. Kurangnya pasokan makanan dan obat-obatan telah menyebabkan kematian akibat kelaparan dan buruknya layanan kesehatan, memperparah krisis kemanusiaan yang sudah mencapai titik kritis di wilayah tersebut. (zarahamala/arrahmah.id)